Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2015

Pulsa oh Pulsa... Dahulu dan Sekarang

Gambar
Terkenang saat pertama kali menggunakan ponsel, sekitar tahun 2003 silam. Waktu itu statusku masih mahasiswi yang kebutuhan sehari-hari masih tergantung dari kiriman orang tua. Pulsa adalah salah satu kebutuhan yang bisa dibilang mahal saat itu. Gimana gak? di tahun itu pulsa dijual dalam bentuk voucher dengan nominal deposit minimal 50.000. Tentu saja lumayan mahal buat ukuran kantongku yang cuma ngandalin kiriman orang tua. Belum lagi waktu itu jumlah provider gak sebanyak sekarang dan tarif yang berlaku untuk call juga bikin semriwing. Salah satu cara berhemat adalah dengan menggunakan layanan sms. Ya, sms kemudian menjadi cara favorit yang banyak kami lakukan untuk saling memberi kabar. Tapi itu dulu. Sekarang semuanya sudah berubah. Saat ini ada banyak pilihan untuk provider telekomunikasi selular. Masing-masing provider bersaing mendapatkan hati konsumen dengan promo-promo terbaik mereka. Meski tak bisa dibilang murah, tapi setidaknya saat ini nominal pulsa sudah lebih

[Review Film] Surga Yang Tak Dirindukan

Gambar
Akhirnya aku berhasil nodong suami buat nonton film terbaru Asma Nadia, Surga Yang Tak Dirindukan. Film ini bikin penasaran, karena bocoran-bocoran yang aku aku dengar bilang kalo ini tentang poligami. Yaa, meski Islam membolehkan poligami, tapi sebagai wanita aku jujur bilang bahwa aku belum bisa menerimanya. Dan aku pengen mas dy juga nonton biar tau dan ngeliat gimana jadinya wanita yang suaminya menikah lagi. Film ini diangkat dari novel Asma Nadia dengan judul yang sama. Meski aku suka baca novel, tapi Surga Yang Tak Dirindukan sama sekali belum pernah aku baca. Hanya bermodal bocoran-bocoran kata mereka yang sudah membaca dan menonton, aku berkesimpulan bahwa Arini dikhianati Pras, suaminya. Tak adil... Aku salah... Pras bertemu Arini saat menyelesaikan tugas akhir kuliahnya. Pertemuan yang tak disengaja. Arini saat itu sedang membawakan dongeng dengan boneka tangan dihadapan anak-anak. Hmm... gak jelas juga sih apa Arini adalah guru ngaji, guru bimbingan, atau relawan y