Umar
memiliki antisipasi yang luar biasa dalam menghadapi fitnah
Di
zaman Umar bin Khattab, ada seorang sahabat bernama Hudzaifah Ibnul Yaman yang
merupakan penjaga rahasia tentang akhir zaman. Rasulullah telah membisiki Hudzaifah
Ibnul Yaman tentang kabar akhir zaman.
Dialog
Umar dengan Hudzaifah lebih kurang seperti ini:
Hudzaifah berkata: Kami pernah duduk bersama ibn
al-Khattab radhiallahu ‘anhu. Kemudian ia bertanya, “Siapa di antara kalian
yang menghafal hadits Rasulullah tentang fitnah (perpecahan umat)?”
“Aku menghafalnya”, jawabku.
Kemudian ia berkata, “Coba sebutkan! Sesungguhnya
engkau adalah seorang pemberani.”
“Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Fitnah
seseorang pada keluarganya, hartanya, dan tetangganya bisa dihapuskan dosanya
dengan shalat, sedekah, dan mengajak kepada yang makruf dan melarang yang
mungkar,” jawabku.
Umar mengomentari, “Bukan itu yang ku-inginkan.
Yang kumaksudkan adalah fitnah yang datang bergelombang seperti gelombang
lautan!”
“Engkau tidak bermasalah dengannya wahai Amirul mukminin,
sesungguhnya di antaramu dan fitnah itu ada pintu yang tertutup,” Jawabku.
Artinya Umar tidak akan mengalami fase tersebut.
Umar bertanya, “Apakah pintunya didobrak atau
dibuka?”
“Didobrak,” jawabku.
Umar paham, pintu yang didobrak, maka akan rusak. Tidak akan bisa
ditutup kemabli. Ia berakta, “Didobrak itu lebih parah keadaannya. Karena
selamanya ia tak akan tertutup. Hingga kiamat tiba”.
Allah telah
menyiapkan sosok Umar bin Khattab sebagai benteng penghalang datangnya fitnah.
Mengapa Allah memilih Umar? Tentu saja ini berkaitan dengan karakter Umar bin
Khattab.
Umar adalah sosok yang
cerdas dan kokoh. Kokoh secara fisik dan pendirian.
Celetukan-celetukan
Umar selaras dengan turunnya wahyu. Maksudnya ada wahyu yang diturunkan karena
celetukan Umar. Salah satunya wahyu tentang pengharaman Khamr. Wahyu terkait
larangan mensholati mayat orang munafik turun karena Rasulullah berniat
mensholati mayat Abdullah bin Ubay (seorang munafik, tetapi anaknya adalah
orang yang sholeh dan dekat dengan Rasulullah). Tetapi Umar melarang Rasulullah
untuk mensholati jenazahnya.
Umar
sangat dicintai oleh Rasulullah. Karena itulah kitapun diminta untuk juga
mencintai para sahabat. Orang-orang yang membenci sahabat maka rusak akidahnya.
Menjadi
Khalifah bukanlah sebuah kebetulan, tetapi sudah menjadi ketetapan Allah SWT
Umar
bin Khattab: “Laki-laki itu kalau ngomong suaranya lantang, kalau berjalan
langkahnya cepat (bukan karena terburu-buru, tetapi menunjukkan kekokohan
dirinya, gak lembek dan melambai) dan kalau memukul, pukulannya akan terasa
(maksudnya tangannya kuat sehingga bisa dipakai untuk bekerja)”. Meski telah
mengetahui bahwa dirinya akan mendapat syahid. Meski telah mengetahui bahwa
dirinya telah dijamin syurga, Umar tetap berikhtiar dengan doa. Hal ini
menunjukkan pribadinya yang tidak sombong dan jumawa.
KEBIJAKAN
UMAR: rumah-rumah di
Kota Madinah tidak boleh dibangun dengan tinggi-tinggi. Membangun toilet tidak
perlu mewah-mewah, karena merupakan tempat yang kotor.
INSIGHT!
Sebagai
mukmin ada banyak kisah dan cerita dari Al Quran dan Al Hadist, yang merupakan
panduan bagi kita.
Untuk
menuju surga jangan ribet, tapi ikutilah jalan dan kehidupan para sahabat,
orang-orang sholeh yang sudah dijamin oleh Allah sebagai penghuni surga.
Meski
sudah mengetahui tentang fitnah dan kesyahidan dirinya tidak membuat Umar
pasrah tanpa melakukan apa-apa.
Sepertinya
Allah SWT berkehendak umat Islam ini lebih banyak berkecimpung di dalam
perjuangan dibandingkan menikmati kemenangan. Karena perjuangan akan lebih
mendekatkan diri kepada Allah, sementara kemenangan dapat membuat orang lalai
dan sombong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalin komentar kamu di sini ^^