Cari Blog Ini

Selasa, Agustus 13

GELOMBANG FITNAH DI ZAMAN SAHABAT RASULULLAH: SOSOK ABDULLAH BIN SABA

Abdullah bin Saba’ adalah tokoh kontroversial di zaman sahabat Utsman Bin Affan. Sosoknya bukanlah fiktif, melainkan tokoh nyata yang mangusung kekacauan di tubuh kaum muslimin. Ia dan pengikutnya yang kemudian disebut sebagai Saba'iyyah, berperan dalam perlawanan melawan Khalifah Utsman. Mereka menciptakan kekacauan, sehingga banyak gubernur-gubernur yang diangkat oleh Utsman bin Affan diganti karena protes mereka.

 

Abdullah bin Saba berasal dari yaman. Ibunya adalah seorang Yahudi dan Ayahnya adalah Majusi. Para ulama menyebutkan bahwa Abdullah bin Saba sengaja di “adakan di negeri kaum muslimin” untuk menciptakan kekacauan di tubuh kaum muslimin.

 

Abdullah bin Saba memulai fitnahnya dengan menyebarkan syubhat di kalangan kaum muslimin. Salah satunya ia menanamkan rasa cinta yang sangat kepada Rasulullah. Kesalahfahaman yang ia tanamkan adalah bahwa Nabi Isa akan dihidupkan kembali oleh Allah. Jika Nabi Isa saja dihidupkan, kenapa tidak dengan Nabi Muhammad. Pemahaman ini lah yang ditanamkan oleh Abdullah bin Saba. Karena pemahaman masyarakat saat itu juga awam, maka pemikiran tersebut diiterima oleh mereka

 

Pemikiran lain yang dihembuskan adalah bahwa setiap nabi memiliki orang2 karomah, yang akan menjadi wali setelah dirinya meninggal. Wali yang mendapat wasiat dari Nabi Muhammad adalah Ali bin Abi Thalib. Dan yang layak menggantikan posisi Rasulullah adalah Ali bin Abi Thalib.

 

Berikut ucapan (pesan) Abdullah bin Saba kepada orang-orang yang menyertainya, yang kemudian menjadi acuan dalam melaksanakkan misi mereka:

1.   Bersiaplah kalian dalam menjalankan agenda, (perencanaan mereka sudah matang)

2.   Membentuk orgaisasi kecil di setiap wilayah2, terutama di wilayah2 yang di situ banyak diisi oleh kaum muslimin yang masih lemah pemahamannya (baru memeluk islam) karena ekspansi wilayah

3.   Saling berbagi informasi untuk menyamakan narasi.

4.   Membangun/menciptakan isu-isu baru yang mana tujuannya untuk membunuh karakter dan kewibawaan Khalifah Utsman Bin Affan serta gubernur2 wilayah. Setelah isu hoaks disebarkan dan terbunuhnya karakter Khalifah Utsman bin Affan, maka mereka kemudian menunjukkan nama2 ahlul bait yang lebih pantas menjadi khalifah dibandingkan Utsman. Utsman bin Affan mampu menjawab semua tuduhan mereka. Utsman berkata, “aku tidak pernah menunjuk orang dalam satu tugas kecuali orang tersebut memang ahlinya dan keahliannya di akui oleh masyarakat”. Hal ini terkait fitnah mereka bahwa Utsman melakukan nepotisme dengan memberikan jabatan kepada anak angkatnya.

5.   Bawalah narasi2 positif di dalam menghembuskan isu2 tersebut. Misalnya narasi “Amar Ma’ruf”, akan tetapi caranya salah karena ditujukan kepada sahabat Utsman. Mereka mengucapkan takbir dan mengenakan pakaian takwa dalam rangka membungkus keburukan mereka.

 

Ulama berpendapat bahwa Abdullah bin Saba memulai rencana dan menyusun kekuatan dari Mesir (membentuk kader2nya). Setelah itu ia pindah ke Syam. Di Syam, dimana gubernurnya adalah Muawiyyah, Abdullah bin Saba sempat diinterogasi oleh Mu’awiyyah. Ia menyebut dirinya ahlul kitab, sedang belajar islam dan ingin tinggal bersama Mu’awiyyah. Di Syam Abdullah bin Saba’ diusir oleh Muawiyyah karena jawabannya yang inkonsistens saat diinterogasi. Abdullah bin Saba kemudian pindah ke Basrah.

 

Kemudian Abdullah bin Saba masuk ke Kuffah. Di Kuffah ia mendapat tempat. Di Kuffah ia leluasa menggerakkkan fitnahnya. Di tahun 34 H, di mulai dari majelisnya gubernur Kuffah, tiba2 ada kerusuhan. Ada provokasi yang menimbulkan perdebatan sampai terjadi baku hantam.

Di Kuffah mereka berkumpul dan mempersiapkan rencana untuk masuk ke Madinah. Mereka mamanfatkan momentum masuk ke Madinah saat para pemimpin melakukan ekspansi ke luar. Mereka mengajukan protes dan menuntut gubernur Kuffah diganti, dan akhirnya gubernur Kuffah pun diganti.

 

Ali bin Abi Thalib ditugaskan Utsman bin Affan untuk membangun hujjah membantah para pengacau (Saba'iyyah). Mereka meminta agar Utsman bin Affan turun. Mereka menuduh Utsman Bin Affan korupsi di Baitul Mal. Padahal Utsman bin Affan membeli tanah dari uangnya sendiri untuk memperluas lahan peternakan, seiring dengan bertambahnya jumlah hewan ternak. Sedangkan ternak milik Utsman sejak zaman Rasulullah, Abu Bakar dan Umar telah diinfakkan untuk di jalan Allah. Di Point ini terlihat bahwa antara Khalifah Utsman bin Affan dan Sahabat Ali bin Abu Thalib tidak terjadi perselisihan seperti isu yang digoreng oleh Saba'iyyah.

 

Mereka juga mempertanyakan mengapa mushab di zaman Abu Bakar tidak berlaku. Kenapa justru Utsman menggunakan mushaf Utsmani. Jawaban Utsman bin Affan, bahwa Mushaf Abu Bakar dibaca dengan 7 dialek bahasa Arab. Allah telah memberikan rukhsoh terkait kemudahan dalam membaca Al Quran dengan dialek tertentu. Namun tetap diperlukannya ilmu dalam membaca Al Quran. Agar tidak terjadi perubahan baca karena islam telah berkembang, maka perlu dibuat satu kodefikasi agar tidak terjadi perselisihan dan pertentangan dalam membaca Al Quran. Sehingga disusunlah Mushaf Utsmani yang berisi ketentuan membaca Al Quran untuk seluruh kaum muslimin di seluruh belahan dunia. Semua yang mereka tuduhkan dapat dibantah oleh Utsman bin Affan.

 

Kemudian muncul surat palsu, seolah-olah surat itu berasal dari Utsman dan berstempelkan Khalifah Utsman, yang berisi bahwa mereka (kaum Saba'iyyah/perusuh) harus dihukum karena demonstrasi yang mereka lakukan. Faktanya surat tersebut bukan berasal dari Utsman. Kaum Saba'iyyah marah dan kembali ke Madinah dan terjadilah pembunuhan Utsman. Sebelumnya Ali bin Abi Thalib meminta agar Utsman memerintahkan dirinya untuk membawa prajurit untuk menghadapi kaum perusuh itu. Ustman menolak, alasannya karena kabar terkait dirinya yang syahid sudah ia dengar. Ia tidak ingin mengalirkan darah kaum muslimin hanya karena pendukungnya ingin menyelamatkannya. Nangis di bagian ini ya Allah.

 

Utsman bin Affan dibunuh pada hari jumat saat sedang berpuasa. Sebelumnya ia bermimpi bertemu Rasulullah, Abu Bakar dan Umar, dimana mereka memanggil Utsman dan berkata, “Kemarilah Utsman, Mari kita berbuka puasa bersama”. Ia telah mendapatkan firasat bahwa ia akan meninggal. Para perusuh masuk ke rumahnya, mereka menebas tangannya, mencekik lehernya dan menusuk dadanya. Utsman bin Affan syahid sambil memegang mushaf yang ikut berlumuran darah. Naila, istri Utsman yang ingin menolong suaminya berkata, “sesungguhnya orang yang kalian tebas tangannya dan kalian bunuh adalah orang yang mengkkhatamkan Al Quran dalam 2 rakaat sholatnya, apakah kalian yakin bahwa orang ini telah melakukan apa yang kalian tuduhkan?” dalam riwayat lain disebutkan mengkhatamkan Al Quran dalam 1 rakaat.

 

Mereka kemudian melecehkan Naila, dengan menepukkan bagian belakang tubuhnya. Beberapa pembantunya ikut terbunuh saat itu karena ingin membantu. Allah telah berjanji bahwa Allah yang akan membalaskan kematian Utsman. Hingga setelah tragedi tersebut, tak ada satupun dari para pemberontak tersebut mendapatkan hukuman di dunia. 


 

Kamis, Januari 5

GELOMBANG FITNAH DI ZAMAN SAHABAT RASULULLAH: MATA RANTAI FITNAH DI ZAMAN USMAN BIN AFFAN


Lanjutan faktor yang menyebabkan terjadinya fitnah di masa Usman bn Affan:

1. Munculnya opini yang sudah terorganisir dengan rapi untuk menjatuhkan citra Khalifah Usman bin Affan dan gubernur-gubernur lain. Opini liar ini mudah sekali diterima oleh masyarakat yang komposisinya telah berubah, ditambah lagi mereka kurang ilmu dan iman. Opini liar tersebut adalah:

1. Kebijakan politik Usman bin Affan yang menunjuk pemuda di pemerintahan dianggap mereka tidak kompeten

2.   Kebijakan Usman bin Affan yang memusnahkan mushaf Al Quran di masa penulisan ulang Al Quran agar dibaca menjadi satu dialek dianggap mereka salah

3.   Mengungkit masa lalu Usman bin Affan yang absen dalam peperangan

4. Kebijakan Fiqih Usman tentang sholat yang disempurnakan saat melakukan perjalanan dari Madinah ke Mekkah, padahal sebelumnya Rasulullah, Abu Bakar dan Umar mengqashar sholat ketika dalam perjalanan

5.   Friksi Usman dengan beberapa sahabat (salah satunya Usman dengan Abu Dzar Al Ghifari) digoreng oleh mereka untuk menjatuhkan citra Usman.

2. Terkait tuduhan terhadap Usman tentang distribsi Baitul Maal, pemilihan gubernurnya, dll maka Usman telah memberikan klarifikasi

3. Cara orang-orang untuk menghentikan risalah adalah dengan menjelekkan si pembawa risalah dengan hoax dan pelakunya terorganisir. Pembunuhan karakter terhadap ulama juga terjadi di saat ini.

4.   Mereka juga kemudian menilai Usman sebagai pemimpin yang tidak wara’. 


 

GELOMBANG FITNAH DI ZAMAN SAHABAT RASULULLAH: PENYEBAB FITNAH DI MASA USMAN BIN AFFAN

 

Setiap takdir ada hukum kausalitas (sebab musabab). Begitu juga ketika Allah menakdirkan ada fitnah di zaman Utsman maka ada juga faktor-faktor penyebab terjadinya fitnah.

Lamanya kepemimpinan masing-masing khalifah:

1.   Abu Bakar: 2 Tahun

2.   Umar bin Khattab: 10 Tahun

3.   Utsman bin Affan: 12 Tahun

4.   Ali bin Abi Thalib: 6 Tahun

 FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA FITNAH DI ZAMAN UTSMAN

v  Kemakmuran yang berdampak kepada masyarakat. Kemewahan itu ketika semakin sering dilihat maka akan melenakan. Setelah Persia dan Romawi berhasil ditaklukkan, maka kekayaan kaum muslimin menjadi sangat banyak dan melimpah. Sehingga banyak masyarakat yang malas bekerja karena telah menerima santunan.

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Utsman pernah menyurati para gubernurnya dan meminta agar para gubernurnya membacanya didepan masyarakatnya. Inti surat tersebut adalah:

Urusan umat akan berubah ketika,

1.   Ketika melimpahnya nikmat

2.   Ketika anak tawanan tumbuh menjadi besar

3. Ketika orang-orang Arab pedalaman mulai pandaimembaca Al Quran. Mereka hanya sampai bisa membaca Al Quran tetapi kurang ilmu dalam pengaplikasian Al Quran

v  Perubahan karakter masyarakat di zaman Utsman.

a. Komposisi masyarakat mengalami perubahan. Mereka adalah generasi utama yang tinggal di Madinah, merupakan shabat senior dan mendapatkan pendidikan langsung dari Rasulullah, tetapi di zaman Utsman jumlah mereka semakin berkurang. (karena meninggal, syahid di medan perang)

b.   Orang-orang yang ikut tinggal di negeri Muslimin adalah orang-orang yang pernah hidup bersama Raja mereka (sebelum penaklukan) dan mereka tidak mendalami Islam dengan baik. Mereka juga memiliki kebiasan dan adat yang berbeda dengan Islam. Hal ini dikhawatirkan akan memberikan pengaruh buruk. Misalnya, di zaman Utsman ditemukan mulai banyak yang minum khamr, sehingga Utsman kemudian mengumukan tentang pengharaman khamr, jika kedapatan akan dihukum cambuk 100x

Orang-orang yang dulunya pernah murtad kemudian masuk Islam lagi. Di zaman Abu Bakar, orang yang murtad kemudian masuk Islam lagi, maka tidak diperbolehkan ikut berperang. Di zaman Umar bin Khattab, mereka boleh ikut berperang tetapi tidak bleh menjadi komandan perang. Seandainya mereka memiliki kompetensi sebagai komandan dan memang dibutuhkan, maka pasukannya tidak boleh > 70 ribu orang. Di zaman Utsman peraturan ini direvisi karena keadaan saat itu sudah sangat sejahtera dan mereka (orang yang kembali masuk Islam setelah murtad) sudah merasakan kesejahteraan di bawah kepemimpinan khalifah Utsman.

c.  Orang Arab pedalaman/Arab Badui adalah orang yang kaku, tidak mau belajar kepada orang di luar kelompok mereka. Mereka minim informasi.

d.  Adanya masyarakat yahudi dan nasrani, munculnya penyusup Abdullah bin Saba

v  Adanya fanatisme jahiliyah. Yaitu msyarakat yang negaranya telah dikuasai oleh Muslimin, mereka diwajibkan membayar pajak. Mereka kemudian berpikir pajak tersebut untuk kepentingan pribadi khalifah Utsman. Padahal pajak tersebut dipergunakan untuk keamanan dan kesejahteraan mereka.

v  Munculnya orang-orang yang memiliki ambisi kepada kekuasaan

 INSIGHT!

1. Cukuplah isi surat Utsman bin Affan menggetarkan hati kita tentang banyaknya nikmat yang dapat melalaikan. Allah memberikan dunia kepada kita untuk tujuan akhirat. Permisalan dunia itu seperti air yang turun ke bawah dan bercampur dengan tanah dan tumbuh-tumbuhan. Jika turunnya air dalam jumlah yang sangat besar lalu kemudian membuat banjir, maka terjadi kerusakan. Begitu juga halnya dengan dunia.

2.   Pentingnya kita untuk tidak terjebak dalam trend di dunia ini. Karena trend-trend sekarang ini belum tentu ada manfaat. Carilah teman yang sholeh

GELOMBANG FITNAH DI ZAMAN SAHABAT RASULULLAH: SIAPAKAH USMAN BIN AFFAN

 


FADHAIL UTSMAN BIN AFFAN

v  Memiliki hubungan kekerabatan dengan Rasulullah sekaligus merupakan menantu Rasulullah. Dari jalur Ayahnya akan bertemu dengan Rasulullah di Abdi Manaf. Sedangkan Ibunya, Ummu Hakim Al Baidho menurut sebagian riwayat menyatakan adalah putri Abdul Muthalib, saudara kembar dari ayahnya Rasulullah, Abdullah.

v  Utsman adalah orang yang tidak tersentuh khamr dan orang yang jujur. Masuk islam melalui jalur Abu Bakar

v  Utsman adalah sahabat yang diperintahkan oleh Rasulullah untuk hijrah ke Habasyah bersama istrinya Ruqayyah. Ia menuntun istrinya di atas keledai, semenara ia berjalan kaki. Padahal Utsman mampu membeli kuda karena ia adalah seorang saudagar kaya serta memiliki bisnis yang besar. Ini menunjukkan sikap tawadhu seorang Utsman.

v  Dalam satu riwayat disebutkan saat Rasulullah sedang bersama Aisyah, kemudian Abu Bakar datang berkunjung. Rasulullah mempersilahkan Abu Bakar masuk, sementara pakaian yang sedang dikenakan oleh Rasulullah sedang tersingkap sehingga memperlihatkan pahanya. Rasulullah baru menutup pahanya tersebut saat Utsman datang. Aisyah yang melihat hal tersebut kemudian bertanya mengapa Rasulullah baru membenarkan pakaiannya setelah Utsman datang. Rasulullah menjawab bahwa sudah selayaknya Ia merasa malu kepada orang yang malaikat pun malu kepadanya.

v  Utsman adalah saudagar yang kaya raya

v  Utsman membebaskan sumur milik yahudi untuk keperluan umat Islam saat berada di Madinah

v  Perang Tabuk adalah perang yang sangat sulit dihadapi oleh kaum muslimin kala itu karena cuaca yang sangat panas. Infaq Utsman untk perang tabuk adalah: 300 ekor unta beserta pelana dan bekalnya. Kemudian ia tambahkan lagi 200 ekor unta beserta pelana dan perbekalannya. Kemudian ia tambahkan lagi hingga berjumlah 600 ekor unta (ada sebagian riwayat menyebutkan hingga 700 ekor unta) dan ditambah lagi dengan dirham sebanyak 2000 keping. Saat berangkat ke Perang Tabuk, Unta tersebut digilir karena memang tidak mencukupi untuk keseluruhan prajurit, dan Utsman bin Afffan ikut menunggu gilirannya.

v  Ada beberapa peperangan di mana Utsman bin Affan tidak ikut berpartisipasi. Hal tersebut karena ia harus merawat istrinya yang sakit dan juga karena perintah Rasulullah untuk tidak ikut berperang. Tetapi nantinya hal ini akan kembali “digoreng” untuk memfitnah dan menjatuhkan Utsman.

v  Utsman dalah figur ang dapat dicontoh dalam hal beribadah. Ia sangat mencintai Al Quran. Pernah Utsman masuk ke Masjidil Haram, melaksanakan sholat 2 raka’at dengan mengkhaamkan Al-Quran.

v  Saat wafatnya dalam keadaan berpuasa

v  Yahudi memiliki peran dalam mengacak shaf umat Islam hingga terpecah. Yahudi tersebut adalah Abdullah bin Saba

 

INSIGHT!

v  Allah tidak salah menitipkan hartaNYA pada Utsman

v  Allah yang memilih Utsman untuk menjadi sahabat Rasulullah

v  Orang yang sudah selesai dengan dirinya sendiri, maka ia akan cenderung memberi manfaat. Ukuran “sudah selesai denga dirinya sendiri” adalah: Jika di hari itu seseorang dalam kondisi sehat, aman (tidak di bawah ancaman) dan memiliki makanan.

v  Adab murid kepada guru ketika menemukan bahwa guru itu salah:

1.   Memastikan terlebih dahulu apakah kesalahan itu beraal dari gurunya atau tidak

2.   Jika kesalahan berasal dari guru, maka serahkan kepada ahlinya untuk memutuskan apakah itu salah atau tidak

3.   Jika menurut ahlinya salah, maka ingatkan dengan cara yang baik

4.   Mencari-cari udzur, “oh… barangkali beliau melakukan hal itu karena alasan ini…” Udzur ini untuk menenangkan hati.

GELOMBANG FITNAH DI ZAMAN SAHABAT RASULULLAH: PEMBUNUHAN UMAR BIN KHATTAB

 


v  Di antara banyak doa yang dipanjatkan Umar adalah meminta syahid. Padahal Umar telah mendapatkan kabar tentang kesyahidannya.

v  Khalid bin Walid menangisi kematiannya di atas ranjang dan merasa memberikan porsi yang sedikit dalam mempelajari Al Quran

v  Dalam satu riwayat disebutkan bahwa 7 hari sebelum kematiannya Umar banyak mendekati Hudzaifah Ibnul Yaman. Hal ini karena Hudzaifah adalah sahabat yang mendapat bisikan tentang orang-orang munafik dari Rasulullah. Dan Umar ingin memastikan apah dirinya ada masuk dalah daftar tersebut. Padahal Umar telah mendapatkan kabar tentang kesyahidannya.

v  Di masa kekhalifan Umar, ia mengusulkan agar ada gaji bagi pegawai pemerintahan. Hal ini dilakukannya karena sebelumnya, saat pemerintahan khalifah Abu Bakar Sidik, Umar melihat Abu Bakar pada suatu hari ingin ke pasar untuk berniaga. “Jika tidak berniaga, darimana aku akan memenuhi kebutuhan keluargaku”. Namun, meski kebijakan gaji untuk pegawai pemerintahan berasal dari Umar, Umar tidak pernah mengambil gajinya.

v  Kebijakan Umar yang lain adalah melarang para tawanan perang tinggal di pusat kota. Dikhawatirkannya para tawanan ini masih menyimpan dendam dan dikhawatirkan jika mereka tetap berada di pusat kota, mereka akan mendapatkan momen untuk berbuat kerusakan. Padahal Umar telah mendapatkan kabar tentang kesyahidannya. Paman Nabi Abbas bin Abdul Muthalib meminta agar tawanan tersebut dpekerjakan sebagai buruh. Karena memandang usul tersebut berasal dari paman Nabi, maka Umar kemudian merevisi kebijakannya.

v  Sahabat Amru bin Maimun menceritakan kejadian saat Umar dibunuh. Waktu itu Umar sedang mengimani sholat subuh di Mesjid Nabawi. Amru bin Maimun berada dekat dengan Umar, hanya dipisahkan oleh Abdullah bin Abbas (juru rapat Umar). Posisi Umar adalah imam, shaf dibelakang Umar adalah Abdullah bin Abbas dan shaf di belakang Abdullah bin Abbas adalah Amru bin Maimun. Pada rakaat pertama Umar menyelesaikan Surat Yusuf. Dan di riwayat lain ada yang menyatakan Umar menyelesaikan Surat An-Nahl. Saat sujud, Abu Lu’lu’ah Al Majusi menusukkan punggung Umar berkali-kali dengan senjata tajam, sampai Umar berteriak “Ada Anjing yang menyerangku”. Jamaah yang berada di sekitarnya kemudian berusaha menangkap Abu Lu’lu’ah. Ia kemudian menyerang jamaah lain. Sebelum tertangkap ia bunuh diri. Saat itu ada + 30 orang yang terluka dan 7 orang di antaranya syahid. Umar bin Khattab kemudian memberi isyarat agar Abdurrahman bin Auf menggantikannya menjadi Imam.

v  Kemudian Umar bertanya,

“Siapa yang membunuhku?”

“Buruh itu”

“Buruh siapa?”

“Buruhnya Mughirah bin Tsu’bala”. Umar kemudian mengingat orang tersebut. Pada beberapa waktu sebelumnya ia pernah menegur orang tersebut karena terlihat bermalas-malasan saat bekerja. Ternyata ia menyimpan dendam kepada Umar. Umar kemudian mengucapkan hamdalah,

“Alhamdulillah, aku terbunuh di tangan orang yang bukan muslim”. Ucapan Umar ini dalam maknanya. Seandainya ia dibunuh oleh muslim maka akan ada hukuman qishos. Umar tidak menginginkan hal itu. Selain itu Umar juga bersyukur karena ingat doanya yang meminta syahid.

v  Umar kemudian berwasiat. Ia mengumpulkan para sahabat diantaranya Abdurrahman bin Auf, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah, Saad bin Abi Waqash dan Zubair bin Awwam. Umar meminta mereka merundingkan siapa yang akan menjadi pengganti dirinya sebagai khalifah. Majelis rapat dipimpin oleh Abdurrahman bin Auf.

v  Umar berada di pangkuan Abdullah, anaknya di detik-detik terakhir hidupnya.

v  Ada yang mengusulkan bahwa Abdullah untuk ikut dalam majelis rapat karena sosoknya dianggap berkompeten untuk menjadi calon pengganti Umar. Namun Umar menolak.

v  Umar meminta Abdullah untuk menemui Aisyah, meminta izin agar diperbolehkan menemani dua sahabatnya sebelumnya (Rasulullah dan Abu Bakar). Aisyah kemudian memberi izin. Dan minta izin itu dilakukan Umar berkali-kali kepada Aisyah sebagai bentuk penghormatan Umar kepada Ummahatul Mukminin.

v  Saat dikunjungi oleh Usman bin Affan, Umar meminta kepada anaknya agar meletakkan kepalanya ke lantai. Ia kemudian menyampaikan ketakutannya akan dosa-dosa (Perhatikan! Padahal Umar telah dijamin surga oleh Allah, tetapi masih mengkhwatirkan dosa). Allah kemudian memanggil Umar.

v  Saat meninggal Umar mengenakan pakaian dengan 22 tambalan. Padahal beliau adalah seorang Amirul Mukminin, seorang penguasa, namun sangat zuhud terhadap kehidupan dunia.

 

INSIGHT!

v  Umar tidak ingin meninggalkan umat dalam kebodohan. Umar dekat dengan anak-anak muda yang berpotensi dan cerdas. Umar tidak ingin hubungan antara orang-orang tua dan anak-anak muda terputus. Saat menjadi khalifah, banyak orang-orang terdekatnya berasal dari kalangan muda.

 


GELOMBANG FITNAH DI ZAMAN SAHABAT RASULULLAH: TEMBOK PENGHALANG FITNAH

 


v  Hikmah mengapa Allah menjadikan Umar bin Khatab menjadi tembok penghalang fitnah adalah:

1.   Umar memiliki pandangan jauh ke depan.

Ada friksi antara Umar bin Khattab dan Khalid bin Walid. Sebagaimana kita ketahui, Khalid bin walid adalah panglima perang Islam sejak zaman Rasulullah dan tetap menjadi panglima perang di  masa khalifah Abu Bakar Shiddiq. Khalid bergelar “Pedang Allah yang terhunus”. Namun di masa kekhalifahan Umar bin Khattab, Khalid dilengserkan dari posisinya saat berada di medan perang. Banyak yang mempertanyakan keputusan Umar tersebut. Tetapi Umar punya alasan mengapa melakukan hal tersebut.

Umar mengku tidak membenci atau menyimpan dendam kepada Khalid. Hal itu dilakukan Umar untuk menyelamatkan akidah Khalid bin Walid. Agar khalid tidak berpikir bahwa kemenangan yang telah diraihnya berkali-kali itu adalah karena strategi darinya. Karena sejatinya kemenangan yang telah diraih oleh umat Islam adalah karunia dan anugerah dari Allah. Umar juga ingin menjaga akidah umat saat itu agar bebas dari “KETOKOHAN” seorang Khalid bin Walid.

2.   Sebagai khalifah, karakter Umar berbeda dengan Abu Bakar. Umar adalah sosok yang sangat detail. Kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Gubernur wilayah harus diketahui dan disetujui oleh Umar sebelum dikirim kembali ke wilayah. Sementara Abu Bakar akan membebaskan gubernur wilayah dengan kebijakannya masing-masing selama kebijakan tersebut tidak bertenangan dengan syariat

3.  Sensitivitas Umar sangat tinggi. Umar melakukan Jaulah (keliling di malam hari) untuk mengetahui keadaan masyarakatnya. Kebijakan Umar tentang pasukan perang yang harus bergilir selama 3 bulan, kemudian mereka harus pulang ke rumahnya dan menunaikan hak istri-istri mereka. Hal ini tidak lepas dari Jaulah yang dilakukan Umar.

4. Suraqoh bin Malik, sahabat yang dijanjikan oleh Rasulullah untuk memakai pakaian dan mahkota Raja Kisra, “ Rasulullah berjanji untuk memakaikannya kepada Suraqoh bukan untuk dimiliki Suraqoh”

5. Tindakan/kebijakan Umar yang keluar dari pakem hukum. Hal ini dilakukan karena Umar melihat kemudharatan yang lebih kecil dibanding banyaknya kemudharatan lainnya. Contoh kasus: di dalam persidangan yang dipimpin oleh Umar. Suatu ketika Khatib bin Abi Baldah melaporkan tindakan pencurian unta miliknya. Yang mencuri adalah orang yang bekerja padanya. Sebagaimana kita ketahui, secara syariat maka hukum mencuri adalah potong tangan. Namun pada kasus Khatib bin Abi Baldah, si pencuri tidak dijatuhi hukuman potong tangan karena alasannya mencuri adalah karena lapar. Maka kebijakan Umar sangat bertolak belakang karena ia kemudian meminta Khatib bin Abi Baldah yang justru membayar denda sebanyak 2x lipat barang yang telah dicuri oleh pekerjanya itu.

 

INSIGHT!

v  Pentingnya umat Islam dalam beribadah tidak berdasar kepada “sosok”. Karna bisa berujung pada fitnah. Asal muasal penyembahan berhala juga karena adanya ketergantungan/keterikatan kepada sosok

v  Umar tau betul bahwa para sahabat pernah mengalami perjuangan panjang yang berat bersama Rasulullah. Kenikmatan hidayah, kenikmatan iman dan kenikmatan ilmu lebih utama dari kenikmatan materi.  


Rabu, Januari 4

GELOMBANG FITNAH DI ZAMAN SAHABAT RASULULLAH: FITNAH DI ZAMAN UMAR BIN KHATTAB

 


FITNAH DI ZAMAN UMAR BIN KHATTAB

Umar memiliki antisipasi yang luar biasa dalam menghadapi fitnah

Di zaman Umar bin Khattab, ada seorang sahabat bernama Hudzaifah Ibnul Yaman yang merupakan penjaga rahasia tentang akhir zaman. Rasulullah telah membisiki Hudzaifah Ibnul Yaman tentang kabar akhir zaman.

Dialog Umar dengan Hudzaifah lebih kurang seperti ini:

Hudzaifah berkata: Kami pernah duduk bersama ibn al-Khattab radhiallahu ‘anhu. Kemudian ia bertanya, “Siapa di antara kalian yang menghafal hadits Rasulullah tentang fitnah (perpecahan umat)?”

“Aku menghafalnya”, jawabku.

Kemudian ia berkata, “Coba sebutkan! Sesungguhnya engkau adalah seorang pemberani.”

“Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Fitnah seseorang pada keluarganya, hartanya, dan tetangganya bisa dihapuskan dosanya dengan shalat, sedekah, dan mengajak kepada yang makruf dan melarang yang mungkar,” jawabku.

Umar mengomentari, “Bukan itu yang ku-inginkan. Yang kumaksudkan adalah fitnah yang datang bergelombang seperti gelombang lautan!”

“Engkau tidak bermasalah dengannya wahai Amirul mukminin, sesungguhnya di antaramu dan fitnah itu ada pintu yang tertutup,” Jawabku. Artinya Umar tidak akan mengalami fase tersebut.

Umar bertanya, “Apakah pintunya didobrak atau dibuka?”

“Didobrak,” jawabku.

Umar paham, pintu yang didobrak, maka akan rusak. Tidak akan bisa ditutup kemabli. Ia berakta, “Didobrak itu lebih parah keadaannya. Karena selamanya ia tak akan tertutup. Hingga kiamat tiba”.

Allah telah menyiapkan sosok Umar bin Khattab sebagai benteng penghalang datangnya fitnah. Mengapa Allah memilih Umar? Tentu saja ini berkaitan dengan karakter Umar bin Khattab.

 PROFILE UMAR BIN KHATTAB

Umar adalah sosok yang cerdas dan kokoh. Kokoh secara fisik dan pendirian.

Celetukan-celetukan Umar selaras dengan turunnya wahyu. Maksudnya ada wahyu yang diturunkan karena celetukan Umar. Salah satunya wahyu tentang pengharaman Khamr. Wahyu terkait larangan mensholati mayat orang munafik turun karena Rasulullah berniat mensholati mayat Abdullah bin Ubay (seorang munafik, tetapi anaknya adalah orang yang sholeh dan dekat dengan Rasulullah). Tetapi Umar melarang Rasulullah untuk mensholati jenazahnya.

Umar sangat dicintai oleh Rasulullah. Karena itulah kitapun diminta untuk juga mencintai para sahabat. Orang-orang yang membenci sahabat maka rusak akidahnya.

Menjadi Khalifah bukanlah sebuah kebetulan, tetapi sudah menjadi ketetapan Allah SWT

Umar bin Khattab: “Laki-laki itu kalau ngomong suaranya lantang, kalau berjalan langkahnya cepat (bukan karena terburu-buru, tetapi menunjukkan kekokohan dirinya, gak lembek dan melambai) dan kalau memukul, pukulannya akan terasa (maksudnya tangannya kuat sehingga bisa dipakai untuk bekerja)”. Meski telah mengetahui bahwa dirinya akan mendapat syahid. Meski telah mengetahui bahwa dirinya telah dijamin syurga, Umar tetap berikhtiar dengan doa. Hal ini menunjukkan pribadinya yang tidak sombong dan jumawa.

KEBIJAKAN UMAR: rumah-rumah di Kota Madinah tidak boleh dibangun dengan tinggi-tinggi. Membangun toilet tidak perlu mewah-mewah, karena merupakan tempat yang kotor.

INSIGHT!

Sebagai mukmin ada banyak kisah dan cerita dari Al Quran dan Al Hadist, yang merupakan panduan bagi kita.

Untuk menuju surga jangan ribet, tapi ikutilah jalan dan kehidupan para sahabat, orang-orang sholeh yang sudah dijamin oleh Allah sebagai penghuni surga.

Meski sudah mengetahui tentang fitnah dan kesyahidan dirinya tidak membuat Umar pasrah tanpa melakukan apa-apa.

Sepertinya Allah SWT berkehendak umat Islam ini lebih banyak berkecimpung di dalam perjuangan dibandingkan menikmati kemenangan. Karena perjuangan akan lebih mendekatkan diri kepada Allah, sementara kemenangan dapat membuat orang lalai dan sombong.