Dikisahkan saat berada di Hebron (Baitu Maqdis), Nabi Ibrahim pernah didatangi tamu yang tidak dikenal. Kisah ini terdapat di dalam QS. Az-Zariyat: 24-37
Tamu Nabi Ibrahim adalah malaikat-malaikat yang mulia. Menurut pendapat ahli
tafsir berjumlah 3 dan atau lebih.
Para tamu tersebut mengucapkan salam kepada Ibrahim, "Salaaman".
Menurut para mufasir kata tersebut adalah bentuk pendek dari kalimat
"Salamna 'Alaika Salaaman".
Nabi Ibrahim menjawab salam tersebut dengan "Salaamun", bentuk pendek
dari "Salaamun Daaimun 'Alaikum". Doa selamat yang diucapkan oleh
Nabi Ibrahim bermakna doa keselamatan yang abadi. Berbeda dengan salam yang
diucapkan tamunya yang bermakna keselamatan pada hari itu dan akan datang.
Cara Ibrahim menjawab salam tamu-tamunya menunjukkan adabnya dalam memuliakan tamu
meskipun tamu tersebut adalah orang asing yang tidak dikenalnya. Ia kemudian
meminta Sarah untuk menyiapkan hidangan. Disembelihlah seekor anak sapi
kemudian dimasak dan dihidangkan ke tamu-tamunya.
Tetapi para tamu tidak menyentuh makanan tersebut. Nabi Ibrahim menjadi takut.
Tamunya seperti bisa membaca ketakutan Ibrahim dan berkata, "Janganlah
kamu takut". Nabi Ibrahim menyadari bahwa tamunya bukanlah para khalifah
yang dalam perjalanan untuk berniaga, melainkan para Malaikat yang diutus
Allah.
Ibrahim bertanya tujuan kedatangan mereka. Mereka menjawab bahwa mereka membawa
kabar gembira bahwa Nabi Ibrahim dan Sarah akan dianugerahi anak laki-laki yang
pandai dan berilmu (alim). Berbeda dengan Ismail, yang saat kehadirannya
disebutkan sebagai anak laki2 yang halim (anak yang tabah, dan pemaaf).
Sarah seakan tak percaya. Karena dia sudah menua dan lemah. Malaikat berkata,
"Demikianlah Tuhanmu berfirman. Sungguh DIAlah yang Maha Bijaksana dan
Maha Mengetahui" (Az-Zariyat: 30). Kabar gembira itu merupakan jawaban
atas kesabaran, doa2 panjang yang selalu dipanjatkan serta kesholehahan seorang
Sarah.
Kabar gembira tersebut adalah misi tambahan. Tujuan/misi utama para malaikat
adalah untuk menghukum kaum yang berdosa dan melampaui batas, yaitu kaum Nabi
Luth. Para malaikat akan mengirimi mereka dengan batu-batu dari tanah liat yang
dibakar dengan api yang membara. Saat itu Ibrahim khawatir dengan Nabi Luth.
Tetapi para malaikat menjamin bahwa Luth beserta orang beriman lainnya akan
selamat, namun istri Luth akan menerima hukuman karena kedurhakaannya.
Wallahu A'lam Bishowab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalin komentar kamu di sini ^^