IBRAHIM SERIES: KEKASIH AR-RAHMAN DAN JEJAK TELADAN

Di dalam QS. Al-Baqarah disebutkan bahwa Allah akan menciptakan manusia sebagai khalifah. Pada saat itu malaikat seperti meragukan apakah manusia akan benar-benar bisa menjadi khalifah atau justru hanya akan menyebabkan terjadinya kerusakan. Namun Allah menegaskan bahwa Allah adalah pemilik ilmu dan dariNya lah segala ilmu pengetahuan. Kemudian Allah menciptakan Adam. Selain kisah penciptaan Adam, di dalam QS. Al-Baqarah juga terdapat kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Musa bersama Bani Israil. Dari ketiga kisah Nabi tersebut, hanya Nabi Ibrahim yang berhasil meski sebagai seorang individu dalam membentuk peradaban yang agung. Nabi Adam tidak bisa dikatakan berhasil sepenuhnya, demikian juga dengan Nabi Musa yang belum berhasil membentuk peradaban secara komunal karena seperti kita ketahui, Nabi Musa diutus kepada Bani Israil yang membangkang.

Di dalam QS. Al-Baqarah: Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim) berkata, “Dan (juga) dari anak cucuku?” Allah berfirman, “(Benar, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim”. Allah telah menguji Ibrahim dengan ujian yang berat. Ayahnya dan kaumnya menentangnya. Raja Namrud menghukumnya. Nabi Ibrahim terusir. Ia dipisahkan dari istri dan anaknya yang ditinggalkan di lembah bakkah dan Ia diminta menyembelih anaknya Ismail. Apa yang dilalui Ibrahim tidaklah mudah. Ketika Ibrahim berhasil melalui semua ujian tersebut, Allah mengangkat derajatnya, menjadikan Ibrahim sebagai imam seluruh manusia. Apa yang dilakukan oleh Ibrahim kemudian akan dilazimi oleh umat setelahnya, seperti berkhitan dan manasik. Allah pun mengangkat anak keturunan Nabi Ibrahim menjadi imam kecuali yang berlaku zalim.

Di QS. An-Nissa: 125, disebutkan bahwa Allah mengangkat Ibrahim sebagai kekasihnya (khalilullah). Dalam sebuah riwayat disebutkan, saat menjelang ajalnya Malaikat pencabut nyawa datang kepadanya. Ibrahim bertanya apa tujuan malaikat. Malaikat menjawab bahwa Allah memerintahkannya untuk mencabut nyaa Ibrahim. “Katakan kepada Allah, adakah kekasih yang tega mencabut nyawa kekasihnya?” Allah menjwab Ibrahim, “Adakah kekasih yang tidak ingin bertemu dengan kekasihnya?”. Masya Allah Tabarakarrahman, sebegitu intimnya Ibrahim berdialog dengan Allah Penciptanya.

Nabi Ibrahim setara dengan satu umat dalam menegakkan kebaikan untuk Allah SWT. Allah berfirman dalam QS. An-Nahl: 120-122 sebagai berikut:

“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan)” An-Nahl: 120

“(lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus” An-Nahl: 121

“Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia. Dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh” An-Nahl: 122

Allah menganugerahi kebaikan-kebaikan kepada Ibrahim, salah satunya dengan memberikan keturunan nabi dan Rasul. Rasulullah dan para sahabat bernasab pada Ibrahim dan di akhirat Nabi Ibrahim termasuk orang yang sholeh. Sholeh di dunia dan sholeh di akhirat. Allah mewahyukan kepada Nabi Muhammad agar mengikuti milah Ibrahim yang hanif.

 EPILOG

“Mari tanamkan jejak kenabian, kerasulan dan tapak tilas Ibrahim yang terekam dalam syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad dalam kehidupan kita, semoga Allah senantiasa merindhoi kita” (Ust. Adi Hidayat)

Komentar