IBRAHIM SERIES: DARI RAJA DUNIA HINGGA PEMUJA ANGKASA

Ustadz Salim A. Fillah

Dakwah Nabi Ibrahim terus berlanjut. Jika sebelumnya dalam usahanya mematahkan logika kaumnya akan sesembahan berhala mereka, Nabi Ibrahim menggunakan kapak dan menghancurkan berhala2 tersebut. Efeknya ternyata Nabi Ibrahim mendapatkan kekerasan kembali dari kaumnya, ia dibakar hidup2 dan Allah SWT kemudian menyelamatkannya.

Nabi Ibrahim mengubah strategi dakwahnya. Ia kemudian beradu argumentasi pada Raja Namrud, seorang Raja dunia yang memiliki kekuasaan yang sangat luas membentang dari timur hingga ke barat. 
Nabi Ibrahim berharap dengan berdakwah ke pemimpin (Raja), argumentasinya tentang tauhid dapat diterima dan rakyatnya juga akan mengikuti rajanya.
Namun dugaan Nabi Ibrahim salah. Namrud dengan angkuh menyebutkan bahwa dirinya pun layak disebut Tuhan, karena ia pun bisa menghidupakan orang mati (membebaskan terpidana mati dari tahanan) dan mematikan orang hidup (membunuh tahanan). 
Nabi Ibrahim kemudian menantang Namrud untuk menerbitkan matahari dari arah barat. Namrud terbungkam, namun tetap ingkar. Allah akhirnya memberi azab kepadanya. Seekor lalat masuk ke tuhuhmya melalui daun telinganya. Kemudian mengeluarkan bunyi2 bising di kepalanya. Akibatnya Namrud mengalami sakit kepala yang luar biasa hebat selama ratusan tahun, hingga akhirnya ia mati. Kisah Nabi Ibrahin dan Namrud ini bisa kita temui pada QS. Al-Baqarah: 258

Diusir dari kampung halamannya, Nabi Ibrahim kemudian hijrah ke Negeri Harran. Penduduk negeri inipun ternyata dalam kesesatan karena menyembah benda2 langit. 
Nabi Ibrahim kemudian berdakwah ke penduduk Harran dengan sangat lembut, berupaya mematahkan logika mereka tentang benda2 langit yang memiliki kekuatan. Kisah Nabi Ibrahim ketika berdakwah di Harran termaktub dalam QS. Al-An'am: 76. 
Banyak yang salah memahami ayat tersebut, menganggap bahwa kejadian tersebut saat Nabi Ibrahim mencari Tuhannya. Padahal kisah tersebut adalah salah satu strategi dakwah Nabi Ibrahim yang ikut menyatakan bahwa matahari adalah Tuhannya, kemudian menyangkalnya ketika matahari menghilang di malam hari. Demikian juga dengan bulan dan bintang, semuanya menghilang di siang hari. Tuhan tidak akan pernah menghilang, dan benda2 langit adalah sebagian dari makhluk Allah.

Wallahu A'lam Bishowab

 

 

Komentar