Review Novel Pride and Prejudice

Sebenarnya, aku udah baca novel ini dua tahun apa setahun yang lalu. Tapi aku belum mereview nya di sini. Dan yang aku ingat betul dari novel ini adalah kisah cinta sepasang kekasih yang diawali oleh rasa benci/salah faham. Yaahhh kalau orang-orang tua dulu bilang, benci-benci tapi rindu 😂😂😂

Tapi gitu baca lagi novel ini, aku sadar bahwa ada banyak hal menarik atau peristiwa lain di luar apa yang dialami tokoh Elizabeth Bennet dan Mr. Darcy yang "miss" dari ingatanku. Faktor "U" kali yes, jadinya sepanjang membaca kembali aku baru sadar "oohhh iyaa...", "ooohhh seperti ini kemaren dulu itu ya..." 😂😂😂
Bagi pencinta romance, novel ini mungkin sudah kalian santap. Dan tak sedikit pula dari teman blogger yang juga sudah mengulasnya. Aku pikir jalan cerita percintaan Lizzy dan Darcy tak perlu lagi diulang-ulang di sini.

Aku ingin membicarakan mengenai kebiasaan bangsawan-bangsawan Inggris pada masa itu. Aku buat perpoint aja ya...

1. Ternyata tak hanya orang-orang tua kita dulu yang menikah muda. Di Inggris sana juga begitu. Wanita yang sudah memasuki usia 20 dan belum menikah akan meresahkan orangtua nya. Hal itu pulalah yang mencemaskan Mrs. Bennet dengan kelima putrinya. Karena itulah dia sangat antusias mengajak putri-putrinya untuk menghadiri pesta dansa atau undangan makan malam. Dan kebalikannya mengundang orang-orang ke rumahnya dalam rangka jamuan makan malam. Mungkin begitulah adat istiadat di sana pada masa itu. Maksud hati biar putri-putrinya bisa dilihat banyak pria. Siapa tau ada yang tertarik dan ingin menikahinya.

2. Kebayang gimana gregetnya menunggu balasan chat dari pasangan di wa? Udah di read tapi kok belum dibalas juga? Nah, di masa itu di Inggris cara komunikasi bagi mereka yang berjauhan adalah melalui surat. Aku bisa bayangin gimana kecemasan Jane dan Lizzy saat menantikan surat dari ayahnya ketika mencari Lidya yang kabur dengan Wickham. Atau gimana galaunya Lizzy saat membaca pengakuan Darcy melaui selembar surat. Teman blogger yang seumuran denganku, yang barangkali pernah punya penpal pasti mengakui, bahwa menanti balasan surat dari seseorang itu gak bisa dilukiskan rasanya. Harap-harap cemas semoga segera dapat balasan. Beda lha ya kan dengan zaman sekarang 😂😂😂

3. UU di Inggris (cmiiw) menetapkan bahwa sebuah keluarga yang tidak memiliki anak laki-laki maka kekayaan atau warisan akan jatuh pada keponakan laki-laki. Seperti Mr. Bennet yang tidak punya anak laki-laki. Ini pada masa itu loh ya.. Jadi seandainya Mr. Bennet meninggal, maka istri dan ke-5 putrinya hanya akan mendapat sebagian saja uang. Sementara rumah dan tanah akan menjadi milik Mr. Collins (sepupunya Lizzy) 🤔🤔🤔

4. Kehormatan, sopan-santun, selalu diajarkan pada anak-anak sejak usia dini. Sama lah ya sepanjang zaman sepertinya ini mutlak wajib diajarkan. Tapi bagi anak-anak perempuan, mereka juga diharuskan bisa bermain musik, bernyanyi, menggambar/melukis, menyulam/menjahit. Itu merupakan nilai tambah ketika ada pria yang tertarik pada mereka. Biasanya di acara-acara pesta dansa mereka akan unjuk kebolehannya. Tapi aku pikir ini pasti hanya di seputaran para bangsawannya aja. Karena tokoh-tokoh seperti Mr. Bennet, Mr. Bingley, atau Mr.Darcy digambarkan sebagai tuan tanah. Meski rekor terkaya adalah Mr. Darcy. Jadi aku berkesimpulan seperti itu.

So far itu aja yang aku ingat persis. Dan ada beberapa quote menarik. Sebenarnya ada banyak, tapi aku baru mau mencatatnya diakhir-akhir cerita 😂😂😂
Karena aku harus membagi waktuku dengan begitu banyak laporan dan inputan online pekerjaan 😢😢😢

"Bahwa norma yang hilang dari diri seorang wanita tidak akan mungkin bisa kembali. Bahwa satu kali salah langkah akan berakibat pada kehancuran tanpa akhir. Bahwa reputasi tidak kalah pentingnya dari kecantikan. Dan bahwa tidak ada salahnya kita menjaga prilaku kita demi lawan jenis kita" Mary (hal. 41)

Ku harap kau tidak akan bersedih dan berpura-pura tersinggung gara-gara kabar burung semacam itu. Karena untuk apakah kita hidup jika bukan untuk mengolok-olok dan menertawakan tetangga kita?" Mr. Bennet (hal 547)

"Sudahlah, jangan pikirkan lagi surat itu. Perasaan penulis dan penerimanya telah jauh berbeda saat ini, sehingga semua kegetiran di dalamnya lebih baik dilupakan saja" Elizabeth Bennet (Hal 555)

Okay... Sekian dulu ya... Sampai ketemu di review-review selanjutnya 🖐🖐

Judul: Pride and Prejudice

Penulis: Jane Austen

Penerbit: Qanita

Komentar