Cari Blog Ini

Selasa, Januari 20

Ziarah Tempat-tempat Bersejarah di Makkah dan Madinah

Kemaren malam, tepat ditengah malam saat aku tertidur  ada sms nitifikasi masuk ke ponselku. 4 digit angka yang tertera sebagai pengirim sms cuma ngasi tau kalo paket internet bakal berakhir pada tanggal 21 Januari 2015 *Tidaaaakkkk*
Tetiba ingat sama cerita Umroh yang belum tuntas, dan... malam ini aku mau tuntasin ceritaku saat berada di Makkah dan Madinah saat melaksanakan Umroh di akhir tahun kemaren.
Bismillah...

Waktu 12 hari (plus perjalanan) selama melaksanakan umroh kemaren lebih banyak kami habiskan di Makkah (6 hari). Seperti yang aku ceritakan sebelumnya, bahwa kami jamah Elsasya Utama bisa melaksanakan 3x umroh saat berada di Makkah. Selain memperbanyak ibadah di Masjidil Haram, kami jamaah Elsasya juga berkesempatan melakukan ziarah kota Makkah.





Jabal Tsur

Menurut riwayat, saat Rasulullah melakukan hijrah ke Madinah, beliau dan sahabatnya Abu Bakar Shiddiq bersembunyi di dalam gua yang berada di Jabal (bukit) Tsur dari kejaran orang-orang kafir Quraisy. Selama berada di sana, Asma (putri Abu Bakar) lah yang dengan cara sembunyi-sembunyi mengantarkan makanan buat Rasulullah dan ayahandanya. Karena rasa khawatir, setiap melangkah Asma menghapus jejak kakinya, agar tidak diketahui oleh orang-orang kafir Quraisy. Ya Allah... ngebayangin bukit yang terjal, tinggi, penuh dengan bebatuan betapa besar pengorbanan Rasulullah, Abu Bakar juga Asma putrinya dalam dakwah menyebarkan Islam. Dan lihat seperti apa kita sekarang?? *mewek dengerin cerita pak Ustadz* 









Dalam riwayat juga disebutkan bahwa orang-orang kafir Quraisy sudah berada di pintu gua di jabal tsur pada masa itu. Tapi dengan pertolongan Allah melalui laba-laba yang menutupi pintu gua dengan jaringnya membuat mereka yang mengejar Rasulullah tidak berpikir ada yang bersembunyi di gua tersebut. Rasulullah menghibur sahabatnya yang merasa takut "jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita" 





Jabal Rahmah (Bukit Kasih Sayang)

Dinamakan sebagai bukit kasih sayang, karena di bukit inilah Nabi Adam dan Siti Hawa bertemu untuk pertama kalinya setelah ratusan tahun terpisah saat dikeluarkan dari Surga. Wahyu terakhir diterima Rasulullah juga di jabal rahmah ini. Jabal Rahmah adalah salah satu tempat yang diyakini sebagai tempat mustajabnya doa. Karena namanya bukit kasih sayang, banyak jamaah yang khusus memohon kepada Allah untuk jodoh yang baik, keluarga yang sakinah serta keturunan yang sholeh dan sholehah di tempat ini. 






Medan untuk mendaki Jabal Rahmah tidak seekstrim Jabal Tsur yang sangat tinggi dan terjal. Jabal Rahmah tidak begitu tinggi dan ada tangga yang telah dibangun untuk mempermudah jamaah haji dan umroh untuk menuju tugu yang ada di puncaknya. Sayang sekali, masih banyak jamaah nakal yang senang mencoret batu-batuan yang ada di Jabal Rahmah dengan nama-nama orang yang barangkali ada dalam doanya. Padahal, kekuatan doa itu justru terletak pada seberapa besar keyakinan hamba akan diterima doa tersebut. Menurutku doa adalah cara berkomunikasi hamba dengan Rabbnya, tidak ada hubungannya dengan mencoret atau menulis sesuatu di batu. Perbuatan seperti itu justru merusak keindahan Jabal Rahmah sendiri.  









Padang Arafah. 


Di sinilah (di tenda-tenda inilah) para jamaah haji dari seluruh belahan dunia berkumpul pada tanggal 9 Dzulhijjah. Mereka merenung, berfikir, flash back ke tahun-tahun sebelumnya, mengingat dosa-dosa apa saja yang telah diperbuat, kemudian memohon ampun kepada Allah. Ya, semuanya berkumpul di sini, tak peduli apa jabatannya, pangkat, harta, warna kulit, semuanya berkumpul di sini, semuanya sama. Sama-sama mengenakan ihrom dan sama-sama datang dan memohon keridhaan Allah.. *mewek lagi, semoga Allah berkenan mengundang hambanya ini kembali untuk melaksanakan rukun Islam yang terakhir*








Replika Sumur Zamzam di Museum Ka'bah



A copy of the original Othmani Musshaf which was written in the era of Othman bin Affan.

 Lokasi: Museum Ka'bah Makkah


Setelah 6 hari berada di Makkah, kami bertolak ke Madinah. Makkah-Madinah ditempuh lebih kurang 6 jam perjalanan dengan bus. Di dalam perjalanan, Ustadz Mubarraq banyak bercerita tentang proses hijrahnya Rasulullah ke kota yang dahulunya dikenal dengan nama Yastrib. Makkah dan Madinah sangat berbeda. "Madinah jauh lebih indah baik tata kotanya maupun penduduknya (maksudnya penduduk Madinah jauh lebih ramah dan halus dalam bertutur kata). Itulah kota yang dibangun oleh Rasulullah. Lihat dan rasakanlah sendiri nantinya.. " Begitu lebih kurang kata-kata Ustadz. Membuat aku dan beberapa jamaah lainnya yang baru kali pertama mengunjungi Madinah semakin penasaran 

Selama perjalanan, Ustadz Mubarraq mengajak kami para jamaah untuk memperbanyak sholawat kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam.

Dan apa yang dikatakan Ustadz Mubarraq benar adanya. Bangunan-bangunan yang ada di Madinah jauh lebih indah dan teratur tata letaknya bila dibandingkan dengan Makkah. Penduduk Madinah (umumnya pedagang) yang kami temui umumnya sangat fasih berbicara dengan bahasa Indonesia. peraturan saat memasuki Masjid Nabawi juga lumayan ketat. Seperti batasan kepada mereka yang membawa anak tidak bisa memenuhi shaf di depan. Untuk melihat makam Rasulullah dan sahabatnya Abu Bakar dan Umar Bin Khattab juga hanya boleh untuk para jamaah laki-laki. 

Aturan seperti itu juga berlaku ketika menziarahi Maqam Baqi. Hanya jamaah laki-laki yang bisa melihat secara langsung. Begitu juga ketika mengunjungi Percetakan Alquran, kami jamaah wanita hanya menunggu di luar gedung percetakan. Sebenarnya ada ruangan yang berisi etalase yang memperlihatkan Al-Quran (dijual) di percetakan tersebut. Tapi karena waktu rombongan kami tiba di sana tepat waktu dzuhur, maka etalase tersebut ditutup.

Selama di Madinah, selain memperbanyak ibadah di Masjid Nabawi, kami juga diajak ziarah Madinah. Mengunjungi makam syuhada uhud dan mengunjungi Masjid Quba. 

Masjid Nabawi. Arsitekturnya masya Allah.. Kubahnya yang bisa terbuka dan tertutup bikin berkali-kali takbir setiap melihatnya.


Masjid Quba, Masjid yang pertama sekali dibangun oleh Rasulullah ketika beliau tiba di Madinah


Kebun Kurma Fahd di Madinah *eh, ditulis kebun  kurma loh...* Berasa di kampung halaman sendiri *Eeh....*






Jabal Magnet di Madinah. Sebuah lokasi yang bikin wow. Gimana enggak? gaya tolak magnetnya luar biasa. Bus kami yang sama sekali gak dihidupkan mesinnya bisa jalan sendiri. Pak Supir hanya perlu menginjak rem karena daya dorong magnet yang lumayan keras, hingga bus bisa berjalan sendiri super kuenceenggg...







Masya Allah... mengunjungi tempat-tempat yang aku sebutkan di atas merefresh kembali ingatanku akan sirah nabawiyah yang sedikit banyak pernah aku ketahui dari pelajaan di pondok pesantren tersebut. Dulunya aku hanya membaca, tapi Alhamdulillah aku dapat melihatnya langsung. Dua hari berada di Madinah. Hari ketiga kami meninggalkan Madinah untuk kembali ke Indonesia. 

Aahhh, kantuk mulai menyerangku..
Tapi cerita ini belum usai...
Jangan bosan yaa







6 komentar:

  1. Alhamdulillah.... Zasachi sdh bisa kesana.... smg segera bisa kesana lagi utk menunaikan ibadah haji .... Aamiin

    BalasHapus
  2. alhamdulillah ya, Mbak bisa mengungjungi Mekkah. Semoga pengetahuan keislaman kita semakin bertambah!

    BalasHapus
  3. Berkaca-kaca mata ini membaca cerita umrahnya... sejenak lupa kerjaan... lupa dunia... rindu Masjidil Haram... rindu Masjid Nabawi... rindu Surga Allah di Akherat. "ya Allah ampunilah dosa-dosa kami... jagalah kami dari fitnah dunia... berilah kami Hidayah-Mu... sampai kami bertemu dengan-Mu... Aamiin " :'(

    ---
    kunjungi y https://www.youtube.com/watch?v=2R5Rpz61IDA

    BalasHapus
  4. Ijinkan hamba bertamu lagi k rumah MU ya ALLAH,,kangen suasana d sana

    BalasHapus
  5. Ijinkan hamba bertamu lagi k rumah MU ya ALLAH,,kangen suasana d sana

    BalasHapus
  6. Alhamdulillah, pengalaman yang luar biasa, cek paket umroh 2017 lengkap. Izinkan Hamba berkunjung ke Rumah-Mu Ya Allah. AAmiin

    BalasHapus

Tinggalin komentar kamu di sini ^^