Review Buku Musim Cinta


Judul : Musim Cinta
Penulis : Robin Wijaya
Penerbit : Matahari
ISBN : 978-602-1139-41-7
Cetakan I : September 2014

          Ini bukan novel pemirsaaah…

          Ini hanya kumpulan cerpen. Aah, sebagai orang yang lebih senang baca novel ketimbang kumcer, awalnya agak-agak gimana gitu ketika aku membuka paket buku pesananku dan menemukan isinya tidak sesuai dengan yang aku inginkan.

          Salah aku juga sih, kenapa? Ya karena ikutan PO tanpa tanya-tanya dengan jelas terlebih dahulu. Namanya juga udah gagal fokus kakaaak. Yup! Ikutan PO karena tertarik ama gantungan kunci teddy bear yang imut. Gitu liat iklannya, langsung ikutan PO. Padahal kan ya yang namanya gantungan kunci juga banyak dijual di Binjai. Dari kejadian ini aku berkesimpulan strategi pemasaran dengan model beginian bekerja dengan baik loh :)

          Etapi ternyata kumcer ini berbeda loh. Romansanya dapeet banget. Hmm, khas Robin Wijaya, kalo kata temanku Tya. Karena kali pertama baca bukunya Robin, jadi sebenarnya aku gak gitu tau sih kalo Robin Wijaya itu jago banget memilih padanan kata, menjalinnya menjadi kalimat-kalimat indah yang bikin setiap cerita pendek ini jadi berasa.

          Apa yang pertama kali terlintas di pikiranmu saat membaca judulnya, Musim Cinta? Pasti segala sesuatu tentang cinta, ya kan? Belom lagi karena ini PO, buku yang ada padaku ada bonus tanda-tangan penulis plus catatan kecil darinya. Katanya, selamat membaca, selamat jatuh cinta. Widiiwww… langsung bersemu merah jambu dah. Langsung buka bab pertama.. Setelah itu lanjut ke bab dua.. terus.. lagi dan lagii.. Kok asyik ya..? gak pengen berhenti. Fine, kekecewaanku karena ternyata ini bukan sebuah cerita utuh yang panjang sedikit terobati.

          Musim cinta tidak hanya bercerita tentang kisah orang yang jatuh cinta, tapi juga tentang orang yang terpuruk karena cinta. Komplit. Cerita yang benar-benar membekas aku temukan di bab Talking to the Moon dan The Song. Akhir kedua cerita ini berbeda satu sama lain. Yang satu meninggalkan senyum kepuasan, yang lainnya justru malah menguraikan air mata.

          Ada cerita yang menarik, ada juga cerita yang kurang greget menurutku. Bab Jagoan Gak Boleh Nangis. Aku gak menemukan sesuatu yang spesial di situ. Aku gak gitu suka akhir ceritanya yang membuatku berkomentar, “udah, gitu aja.. hadeeehhh”

          Namanya juga genre nya romance, udah bisa ditebak kalau buku ini menyajikan begitu banyak kalimat manis yang berisi plus menginspirasi. Tapi justru quote menarik yang benar-benar nempel terus di aku justru datang dari Bab Jagoan Gak Boleh Nangis. Wtf! Hahahaha
Cinta tak harus memiliki itu cuma pembelaan orang-orang yang gagal memenangkan perasaan orang yang dicintainya (Hal.109)
Jleeeb!!  

Cover bukunya manis banget. Putih dengan gambar pohon berwarna merah. Cantik aja ngeliatnya. Ukuran font hurufnya juga nyaman di mata. Sayangnya masih banyak banget kesalahan-kesalahan kecil yang lolos dari dapur editing. Gak merubah dan mempersulit dalam memahami cerita sih, cumaaa yaa gak nyaman aja bacanya. Beberapa diantaranya nih:
  • Lelaki yang megangin tangan dia halte busway, … (Hal. 112) seharusnya di halte busway
  •  “Dan lo masih megangin buka itu juga?” (Hal 134) seharusnya bunga
  • …. perserta bantuan jaminan sosial… (Hal. 136) seharusnya peserta
  • Taksiya (Hlm. 137) seharusnya taksinya
  • Hari keberatan (Hal. 152) seharusnya keberangkatan
  • Dan masih banyak lagi tanteee…

Overall, meski kumpulan cerpen, tapi jujur aku suka sama cerita-cerita di dalamnya. 3/5 bintang dariku untuk Musim Cinta.






Komentar

  1. Wah banyak typonya juga ya tapi covernya menarik sih.
    Buku kak Robin yang kupunya sih yang 'Before Us', beli gara-gara bonus TTD penulis sih :v

    BalasHapus
  2. iya, sayang banget 😧
    makasih ya udah mampir dimari 😊

    BalasHapus
  3. sayang tuh typo ngenganggu kalau lagi enakenak baca

    BalasHapus

Posting Komentar

Tinggalin komentar kamu di sini ^^