Musibah adalah salah satu cara Allah dalam memberi teguran kepada hambaNya. Aku pikir itu juga yang aku alami..
Senin 16 Desember 2013..
Aku gak punya firasat apa-apa. Semua aktivitas pagi hari nyaris berjalan seperti biasa. Di dalam perjalanan mengendarai maroon (mio-ku) ke lokasi kerja juga biasa-biasa aja. Rasa-rasanya tidak ada hal yang sangat serius yang mengganggu pikiranku sampai aku kehilangan konsentrasi dalam berkendara. Semua berjalan lancar hingga aku tiba di Jalan Pinang Baris. Karena di jalan ini juga terdapat terminal, suasana sepanjang jalan lumayan padat dengan lalu lalang angkutan umum. Setelah berhenti di sebuah SPBU aku sempat berpikir untuk melalui rute yang berbeda, karena pada hari itu aku berjanji pada koordinator lapangan untuk mampir ke rumahnya. Ada beberapa laporan yang harus diselesaikan sesegera mungkin, jadi sesama teman penyuluh sepakat untuk menyelesaikannya di hari senin itu di kediaman koordinator.
Rumah beliau dekat dengan pajak Melati (bahasa orang Medan pajak = pasar). Awalnya aku berniat melalui rute ringroad sampai simpang setia budi, kemudian berbelok ke kanan hingga simpang selayang. Tapi entah kenapa setelah mengisi bahan bakar, aku berubah pikiran. Aku tidak berbelok di Jalan Amal, tapi malah memutuskan terus memacu Maroon di sepanjang Jalan Pinang Baris. Dan, kejadiannya begitu tiba-tiba... Braaakkkk...!!!
Aku jatuh!
Jatuh dari Maroon karena menghindari lubang. Aku dan Maroon terseret di aspal yang belum tuntas untuk disebut aspal karena pasir dan kerikil yang masih berserakan di atasnya. Semua rasanya kebas. Mendadak orang-orang ramai mengerumuniku. Aku berusaha menggerakkan kaki. Ah, tidak patah pikirku waktu itu. Seorang pria membantu membenarkan posisi Maroon yang tergeletak di tengah jalan. Memarkirkannya ke pinggir dan menyerahkan kuncinya padaku. Semua orang melihatku dengan tatapan kasihan. Aku pikir aku tidak apa-apa. Aku hanya sedikit shock. Aku hanya ingin duduk dulu sebelum melanjutkan perjalananku. Tapi aku salah...
Seorang wanita menunjukkan rembesan darah yang terlihat dari seragam linmas yang aku kenakan. Tepat di kaki sebelah kiri. Dan apa yang kemudian aku lihat sudah cukup membuatku menjerit histeris ketakutan..
Aku dibawa ke RS. Sundari, di Jalan Pinang Baris oleh orang yang ada di tempat kejadian. Sobekan dalam dan lebar di betis kiriku meninggalkan 8 jahitan di luar dan ntah berapa jahitan di dalam. Ya Allah, sepanjang hari aku hanya bisa beristighfar. Sepanjang hari aku mengingat apa-apa saja yang sudah aku lakukan, hingga aku termangu lama.
Aku ingat, menjelang akhir tahun ini ada begitu banyak laporan yang harus diselesaikan. Belum lagi pekerjaan-pekerjaan lain yang sebenarnya bukanlah menjadi tugas pokokku, tapi karena keterbatasan sumberdaya manusia, tetap harus bisa aku bantu handle dengan teman-teman. Aku benar-benar merasa lelah dan tertekan, sehingga ada terselip di hatiku perasaan malas untuk menyelesaikan semuanya. Aku seperti gak ikhlas bekerja. Dan Allah menegurku dengan cara yang tidak pernah aku bayangkan. Aku memang terlepas dari laporan-laporan itu, karena teman-temanku yang pada akhirnya menyelesaikan itu tanpa diriku. Tapi aku tidak juga merasa bebas, karena nyaris 2 minggu lebih harus istirahat dan kontrol ke rumah sakit.
Astaghfirullah...
Alangkah indah teguran ini ya Allah..
Aku mohon ampun untuk kealpaanku dalam bersyukur..
Musibah ini mengajariku banyak hal, memberiku banyak hikmah, mengingatkanku dari lena berkepanjangan..
Zasachi.... semoga cepat sembuh .... yg sabar dan ihklas ya
BalasHapusAamiin.. makasi mbak sukma..
Hapuslupa baca do'a sebelom berangkat ya...?
BalasHapuslain kali di baca yah....;o)
Segera cepat sembuh donk gan.... :)
BalasHapus