Dari Sabang sampai Merauke
berjejer pulau-pulau…
Sambung menyambung menjadi satu
itulah Indonesia….
Dulu, lagu itu kerap aku
nyanyikan di sekolah bersama teman-teman. Gak pernah berpikir tentang Sabang
dan Merauke. Yang aku tau, Indonesia negeriku sangat kaya dengan
pulau-pulaunya..
Jum’at 18 Oktober 2013
Sekitar pukul 11 lewat beberapa
menit.
Aku dan rombongan tiba di
Pelabuhan Ulee Lheue Banda Aceh. Ferry yang akan membawa kami baru akan
menyeberang ke Sabang pada pukul 2 siang. Sebenarnya kami masih punya waktu
untuk sekedar berkeliling di Kota Banda Aceh. Tapi kesalahan terlanjur terjadi,
2 mobil yang membawa kami juga didaftarkan untuk ikut menyeberang. Jadilah kami
memutuskan untuk stand by di pelabuhan agar mobil tidak kecolongan antrian.
Berdiam di Pelabuhan Ulee Lheue
menunggu jadwal penyeberangan ternyata tidak membosankan. Pemandangan disekitar
pelabuhan sangat indah. Sejauh mata memandang, terlihat hamparan laut biru
dengan gugusan pulau-pulau yang terlihat di seperti barisan pegunungan. Angin bertiup
kencang, sehingga sengatan matahari tidak terlalu terasa di kulit. Kami memilih
duduk diatas bebatuan, menikmati pemandangan alam sekitar sambil menghabiskan makan
siang. Sesekali saling melempar gurauan dan kemudian tertawa bersama-sama.
di sekitar Pelabuhan Ulee Lheue |
Oya,
sebelum bercerita lebih banyak ada baiknya aku perkenalkan siapa saja
teman-temanku yang ikut dalam perjalanan kali ini. Mereka adalah:
Belakang ki-ka: Aku, Nur, Eta, Chris, Ocha, Sisca, Ody. Depan ki-ka: Dian, Budi, Arif, Daniel |
ki-ka: Nur Salim aka Abah dan Hendra |
Rame!!!! Bahkan 3 diantaranya justru baru aku kenal di awal-awal keberangkatan. Meski begitu kami semua sepakat bahwa perjalanan ini harus menjadi perjalanan yang menyenangkan.
Tiba di Sabang...
Hal pertama yang kami lakukan
adalah mencari Mess Elang milik TNI AU. Teman Ody yang kebetulan bertugas di
sana berbaik hati memberikan penginapan gratis semalam buat kami. Setelah
menyimpan barang, mandi dan berbenah kami kemudian keluar untuk mencari makan
malam. Pilihan jatuh di Bang Wan Cafe di sekitar
Sabang Fair. Menu ayam penyet plus sate gurita yang
menjadi kuliner khas Sabang menjadi pilihan kami malam itu. Sate Gurita itu ternyata enak banget. Bumbunya sama seperti bumbu sate kebanyakan, hanya saja tekstur dagingnya lebih empuk. Kalau ke sabang, harus coba sate gurita. Setelah kenyang kamipun kembali ke mess untuk beristirahat.
Sabtu 19 Oktober 2013
Pagi2 sekali aku bersama
rombongan sudah meninggalkan mess. Tujuan pertama kami adalah tugu 0 kilometer.
Bagaimana rasanya ya, bisa menginjakkan kaki di titik nol kilometernya
Indonesia? Hehehe, lebai ah...
Pemandangan sepanjang jalan menuju ke sana juga tak kalah indahnya. Meski di kanan dan kiri jalan adalah hutan dengan pohon-pohon yang menjulang tinggi, tetapi tetap memiliki keindahan tersendiri yang sayang untuk dilewati. Pohon-pohon tersebut jugalah yang membuat sepanjang perjalanan berkesan sejuk karena sinar matahari tidak langsung menyengat. Oya, ada hal yang perlu diperhatikan ketika berkendara memasuki kawasan hutan menuju tugu 0 kilometer. Karena berada di kawasan hutan, tak jarang satwa hutan seperti orang utan dan babi hutan melintasi jalan. Jadi, pastikan untuk lebih berhati-hati aja dalam berkendara.
Pemandangan sepanjang jalan menuju ke sana juga tak kalah indahnya. Meski di kanan dan kiri jalan adalah hutan dengan pohon-pohon yang menjulang tinggi, tetapi tetap memiliki keindahan tersendiri yang sayang untuk dilewati. Pohon-pohon tersebut jugalah yang membuat sepanjang perjalanan berkesan sejuk karena sinar matahari tidak langsung menyengat. Oya, ada hal yang perlu diperhatikan ketika berkendara memasuki kawasan hutan menuju tugu 0 kilometer. Karena berada di kawasan hutan, tak jarang satwa hutan seperti orang utan dan babi hutan melintasi jalan. Jadi, pastikan untuk lebih berhati-hati aja dalam berkendara.
Tugu 0 Kilometer |
Tugu 0 Kilometer dan pemandangan di sekitarnya |
Dari nol kilometer, aku dan
rombongan selanjutnya menuju Iboih. Dari hasil browsing kami dapatkan informasi kalau
Iboih memiliki pantai yang sangat indah sehingga kami memutuskan untuk menikmati saturday nite di Iboih.
Pantai di Iboih memiliki tekstur
berbatu. Air lautnya terlihat berwarna biru. Bersih. Saat melihat ke kedalamannya,
meski dengan mata telanjang akan terlihat karang-karang dengan sangat jelas.
Ikan-ikan yang berwarna warni juga terlihat. Pemandangan di dalam laut menggoda
kami untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan bercengkrama dengan ikan-ikan karang
di dalam sana. Pilihan jatuh pada snorkeling. Dan inilah hasilnya…
Malam harinya, kami memutuskan
untuk berkeliling kota Sabang. Menikmati deburan ombak di Sabang Fair. Pastikan
selalu memakai baju hangat di malam hari. Udara malam di Sabang lumayan dingin,
belum lagi angin yang bertiup juga kencang. Sebelum kembali ke penginapan kami mampir di
beberapa toko souvenir, hunting oleh-oleh untuk dibawa pulang.
Minggu 20 Oktober 2013
Mimpi buruk buatku.
Kami tidak menyadari dan sama
sekali tidak tau kalau ferry penyeberangan di hari minggu selalu padat. Saking
padatnya untuk bisa masuk daftar antrian keberangkatan ferry jam 8 pagi, mobil
harus antri di pelabuhan sabtu tengah malam.
Semuanya mendadak kacau. Aku gak
bisa menetap barang semalam lagi karena ada pekerjaan yang harus aku kerjakan
di hari senin. Apa boleh buat. Rombongan
kami justru baru tiba di pelabuhan pagi harinya. Akhirnya baru bisa menyeberang
pukul 2 siang. Kandas sudah rencana mengunjungi pantai Lhoknga di Banda Aceh.
Untuk menghibur diri sembari menunggu jadwal keberangkatan, kami memutuskan
untuk menyewa travel yang akan membawa kami mengunjungi tempat2 wisata lain di
Sabang. Yang pasti yang tidak begitu jauh dari pelabuhan. Kami juga terpaksa
menyewa travel dan tidak bisa mengendarai mobil sendiri karena mobil sudah
harus masuk antrian.. Penting buat dicatat, kalau mau ke sabang via darat, mendingan
naek bus. Kalaupun harus membawa mobil, bisa dititip di Banda Aceh. Dan
Kalaupun harus bawa mobil ke Sabang, jangan pulang di hari minggu.
Travel yang kami sewa membawa
kami mengunjungi Benteng Anoi Itam. Gitu nyampe, mata langsung memandang kagum. Pemandangan sekitar cantiiikkkk banget. Anoi Itam sendiri dalam bahasa Aceh berarti pasir hitam. Tapi di lokasi justru terdapat banyak karang-karang berwarna hitam yang menjulang tinggi. Di Anoi Itam terdapat benteng peninggalan Belanda bernama Benteng Bulwark.
Karang-karang yang berwarna gelap |
Hamparan rumputnya seperti permadani, membuat betah selonjor di atasnya.. |
Dari Anoi Itam kami di bawa ke
Pantai Sumur Tiga. Yang ini lagi, luar biasa indah. Pantainya bersih, pasirnya putih. Serasa pengen mengulang bersnorkeling ria.
Pantai Sumur Tiga dari ketinggian |
I feel good ^o^, Pantai Sumur Tiga |
Mendadak galau, ternyata banyak
banget tempat wisata yang seharusnya bisa kami kunjungi. Tapi waktu yang kami
punya gak memungkinkan. Di perjalanan pulang driver juga membawa kami menyusuri
jalanan sepanjang Pantai Tapak Gajah. Tapi kami tidak bisa turun dari mobil
karena waktu penyeberangan sudah semakin dekat..
Bye Sabang… Berharap suatu hari
nanti bisa kembali mengunjungi keindahan alammu…
Masyaallah.... bagus banget pemandangannya..... jadi ngiri pengen kesana
BalasHapusZashaci..... makasih ya sdh share satu diantara kecantikkan Alam Indonesia ......Keereeeennnnn
Makasiih mbak. Iya bener mbak, Indonesia ternyata menyimpan keindahan yg luar biasa :)
BalasHapuskerennyaaaa! saya mau juga ke sabang, ke titik nol sebelah barat indonesia *make a wish*
BalasHapusEmbeerrr ^o^
BalasHapusWell, smg impian kamu menginjakkan kaki di titik 0 km barat indonesia segera kesampaian yaa.. ;))
keren bangett...,
BalasHapusjoin blog aku ya mbak.. masih pemula ni :)
waaah indah banget jadi pengen kesana.
BalasHapusoh iya, follow back blogku yaa. terimakasih
http://adinarisdayanti.blogspot.com/
wow..asyiknya bisa menjelajah hingga ke tugu 0 kilometer...foto-fotonya juga apik ...lautnya itu loh...serasa ingin berendam saat melihatnya...luarbiasa,
BalasHapusbtw-aku juga lagi buat GA, dicari 32 orang blogger yg suka nulis dan corat coret untuk jadi pemenang buat dapatkan gift unik dari Makassar, Tana Toraja dan Martapura Kalimantan Selatan.....salam :-)
Waduh lagi-lagi sayanya malu, dari lahir di Aceh malah belum pernah ke Sabang (--" )
BalasHapusKeren. Sayang keindahan seperti ini jadi jarang dipertontonkan di TV karena mereka fokus dengan kejelekan Indonesia. :D
BalasHapushua~~~ keren sekali!
BalasHapusKok gak ngajak-ngajak sih? Ahahaha :D
Jadi pengen ke sana deh.
Bener2 perfect kan za di sabang.aq pernah liburan kesana bbrp tahun yg lalu.Bikin betaaaahh!
BalasHapus