Cari Blog Ini

Jumat, Oktober 5

Suramadu dan Keramahan si Mas yang Memikat

#Bagian 2

Di dalam taxi (taxi yang aku maksud kalau di Medan disebut taxi gelap, yaitu angkutan pribadi yang digunakan untuk mencari penumpang) negosiasi masih berlanjut. Kesepakatan terakhir adalah kami minta diantar ke Jembatan Suramadu plus pulangnya langsung diantar ke Terminal Bungur Asih. Tarif yang diminta si pengemudi Rp. 150.000 tidak termasuk biaya tol. Akhirnya kami sepakat, dan taxi pun bergerak meninggalkan Bandara Juanda.

Mungkin karena jamnya orang-orang pada pulang kantor, di beberapa ruas jalan taxi yang kami tumpangi harus bergerak pelan karena macet. Gak disangka si mas pengemudi orangnya ramah banget. Selama perjalanan dia banyak cerita plus nanya-nanya gitu. Awalnya dia seperti kurang percaya waktu kami bilang kami dalam rangka berlibur dan tujuan utama kami sebenarnya adalah Jogjakarta. Mungkin si mas mikir, mau ke Jogja kok ya musti repot ke Suramadu dulu.


Setelah berjalan lumayan lama, tiba-tiba si mas nyeletuk, "Tuh mbak Suramadu-nya.." Kami serentak menoleh ke arah yang dimaksud. Serasa kurang percaya, kok cuma begitu doang, trus mikir mana lautnya. Semua sudah standby dengan kamera masing-masing meski rada kecewa gak seperti yang diharapkan.  Tiba-tiba si mas tertawa cekikikan, "Bukan itu mbak, hehehe saya cuma bercanda..." 
*Jeddaaarrrrrr tega banget seeehh!!!


Semua jadi ikutan tertawa, ntah jembatan apa yang dia perlihatkan ke kami waktu itu. Yang jelas Wia jadi nyeletuk, "Kalo itu Suramadu-nya beuuhhhh nyesal bayar taxinya mahal-mahal mas, mending langsung ke Bungur...". Mendengar kalimat Wia, si mas malah tertawa lebih keras.

Akhirnya kami tiba di Suramadu. Dan keinginan buat ngambil photo di jembatanpun muncul. Si mas awalnya khawatir, "Duuhh, gimana ya mbak kalo ketahuan bisa kena tilang. Daripada uangnya dibayar buat tilang kan mending kasi ke saya...." kami tertawa kecil mendengarnya. Taxi yang kami tumpangi berjalan lambat, kami mencoba jepret-jepret dari dalam taxi. Karena emang udah sore banget, menjelang maghrib, hasil yang diperoleh kurang memuaskan karena gambar jadi lebih gelap.

Tuh kan.. hasilnya kok gak bagus ya??
coba lagi aahh..

Hadeehhh, lebih parah :(

Lagi asyik-asyiknya jepret-jepret, tiba-tiba si mas menghentikan laju taxi-nya. "Ya udah, turun aja mbak. tapi jangan lama-lama ya.. Buruan ya..." Begitu mendengar komando dari si mas, kami berempat mulai buru-buru keluar dari taxi dan apa yang kami lakukan ini sebenarnya sudah melanggar aturan, jadi jangan ditiru ya...

Belom ready udah dijepret sama Van

Kucel banget yaah

Belum puas buat ambil gambar, si mas kemudian ngingatin kami untuk cepat masuk kembali ke dalam taxi. Yaaahh... semua harus menurut. Perjalanan kamipun dilanjutkan kembali. Ternyata Jembatan Suramadu ini gak begitu tinggi. Pada awalnya aku mengira harus mengalihkan pandangan ke bawah baru dah lautnya terlihat. Ternyata hanya dengan memandang kanan dan kiri laut sudah terlihat, seolah-olah jembatan yang di lalui sejajar dengan permukaan air laut.

Pulang dari mengitari Suramadu, kami meminta si mas untuk langsung membawa kami ke Terminal Bungur. Dari sana kami berencana naik bus menuju Malang. Sebelum mencapai Bungur, kami disinggahi ke Makam Wage Rudolf Soepratman, pencipta lagu kebangsaan kita. Duuhh, baik hati banget neh si mas. Akhirnya kami mampir bentar di sana sambil ambil gambar lagi. 


Di perjalanan menuju terminal, si mas ngingatin kami buat hati-hati dengan barang bawaan, trus harus bisa jaga diri selama di tempat baru. Hiks, jadi terharu... Dia juga ngedoain moga kami yang statusnya masih single ini cepat ketemu jodoh




Sesampainya di Bungur, kami berempat gak bisa bersama. Van harus ke Tulungagung menemui sodaranya. Tinggal aku, Wia dan Yuan, bertiga melanjutkan perjalanan ini. Kami sepakat akan bertemu di Jogja nantinya. Alhamdulillah, kami bertiga langsung dengan mudah mendapatkan tiket bus ke Malang. Duduk himpit-himpitan dengan ransel bawaan. Aku menoleh arloji di pergelangan tangan, waktu menunjukkan pukul 19.35 waktu setempat.

Rasanya lelah dan ngantuk... Seiring dengan berjalannya bus, matakupun terpejam   

(Bersambung lagi yaaa...)

3 komentar:

  1. Hohoho..Suramadu, gak mampir ke Kenjeran juga? Dah dekat lho itu kalau mau ke kenjeran

    BalasHapus
  2. rupanya ini cerita suramadu bagian ke 2 ya sob.
    senang sekali saya membaca artikel ini, disamping dg gambar yg indah dan menarik, terima kasih banyak sudah berbagi dg kita,
    salam sukses utk cerita yg bagus kawan

    BalasHapus
  3. menyenangkan sekali ya bertemu dengan pak taxi yang baik hati itu. sebaiknya dicatat nomor hp nya, sapa tau ke surabaya lagi..kan bisa kontak beliau..

    BalasHapus

Tinggalin komentar kamu di sini ^^