#Bagian 3
Aku terjaga saat mendengar suara gaduh di sekitarku. Saat mataku terbuka dan melihat sekitar, aku sadar kalau kami sudah tiba di Malang. Yuan dan Wia juga sudah sadar dari tidurnya. Dengan menggendong ransel masing-masing, perlahan kami turun dari bus.
Terminal Arjosari, Malang.
Aku melirik arlojiku, pukul 21.33 waktu setempat. Keadaan di sekitar terminal mulai sepi. Kami berjalan beriringan keluar dari terminal. Belum tau mau tidur di mana malam itu. Begitu keluar dari terminal, tepatnya di pintu masuk terminal, tepat di seberang jalan ada warung yang masing buka. Hmm... lebih tepat disebut rumah makan, karena tempatnya yang lumayan bagus untuk ukuran warung. Yuan mengusulkan agar kami melepas penat di rumah makan tersebut. Aku dan Wia setuju. Sama seperti Wia, saat itu aku ingin sekali minum teh manis panas.
Setelah mendekat, aku melihat menu makanan yang tersaji di lemari kaca. Menu-menu tersebut sama sekali tidak menggugah selera untuk dimakan. Mungkin karena penat, rasa laparpun tak lagi terasa. Tapi ada yang menarik. Ada gorengan juga di situ. Wia yang pertama kali bertanya,
"Ini apa?"
"Bakwan mbak.." Si penjual, wanita yang masih muda, berjilbab dan cantik menjawab sambil tersenyum. Aku mengernyitkan dahi. Yang disebut bakwan sama si mbak seperti gorengan pastel di Medan. Kulitnya renyah dan ada isi di dalamnya.
"Makannya pake mie ini ya?" Tanya Wia lagi
"Iya.." dia masih tersenyum
"Aku mau ini aja lah, kalian gimana?" Wia bertanya ke arah kami.
"Sama.." Jawabku. Ngebayangin malam-malam makan bakso hangat, rasa lapar mengusik perutku.
"Sama juga.." Kata Yuan kemudian.
"Pake pentol?" Si mbak bertanya lagi.
"Appaa???"
Dibagian ini sedikit menggelikan, karena mereka menyebut bakso dengan kata "pentol". Sementara "pentol" bagi kami yang di Medan lebih identik dengan jarum pentul kaleee.
Akhirnya pesanan kamipun dihidangkan. Dan, aku kembali terheran-heran. Karena mie yang diberi porsinya dikiiiiiiit banget. Gak kenyang neh. Sekitar satu sendok makan gitu. Jadi di dalam mangkuk selain mie, ada bakwan, dan pentol ukuran di atas rata-rata, tapi ya gak jumbo-jumbo banget lalu disiram kuah. Rasanya gak gitu khas. Biasa aja.. Cuma jadi mikir, mungkin kenapa tubuh cewek-cewek di Jawa itu cantik-cantik ya karena porsi makannya juga sangat sesuatu... Gak seperti porsi makanku yang lumayan hahahahaha
Sambil makan Yuan kembali tanya-tanya, apa si Mbak tau penginapan yang dekat-dekat situ dengan tarif yang lumayan murah. Mungkin karena kasihan ngeliatin kami yang datang jauh-jauh trus tanpa pria juga, si Mbak meminta suaminya untuk mencarikan penginapan buat kami. Kami diminta untuk menunggu di rumah makannya itu. Alhamdulillah....
Suaminya kemudian pergi dengan sepeda motornya. Sekitar lima belas menit kemudian dia kembali dengan kabar gembira.
"Ada satu kamar kosong di Hotel Tirto, mbak. Hotelnya gak jauh dari terminal. Ntar ke sananya bisa naek angkot. Tarifnya 200 ribu per malam. Saya udah lihat kamarnya, tempat tidurnya besar kok. Bisa buat mbak bertiga.."
Suami si mbak menjelaskan panjang lebar, kental sekali logat jawanya. Mendengar itu kami bisa bernafas lega.
Saat menuju hotel, suami si Mbak juga yang mencarikan angkot. Serasa ketemu sodara di kampung orang. Baik dan ramah banget neh pasutri.
Di sinilah kami bermalam
Begitu tiba di hotel, bersih-bersih lalu sholat dan istirahat. Sambil rebahan, kami sempat diskusi mengenai rencana buat besok. Ya, besok pagi kami akan mengunjungi kebun apel Malang. Selain itu Yuan beberapa kali ngingatin kami buat bersyukur, karena selama perjalanan selalu bertemu dengan orang baik. Seperti si Mas pengemudi taxi dan pasangan suami istri pemilik rumah makan. Yaahh... orang baik ada di mana-mana.
(Bersambung lagi yaa...)
woooo..lg liburan di Malang ya? ke jatim park dunk? atau ke festival batu..asyik lhoh
BalasHapuskalau orang indonesia,kebanyakan nyari makanan yg banyak & murah.Dan pasti kalau mahal & dikit langsung ngedumel,heheheh #piss :)
BalasHapusKutip dikit kata2 di atas mbak... "pasangan pasutri"
BalasHapuskalau gak salah, pasutri itu singkatan dari pasangan suami istri yah? berarti kalau di tulis pasangan pasutri berarti kata "pasangan" jadi double dong ^._.^
#kabur....
@f4dLy: Hehehehe iyaaa benar banget. Jeli kamu ya, makasih koreksinya :) Aku edit yaaa...
BalasHapusalhamdulillah banyak bertemu dengan orang orang baik, itu pasti karena mbak Yuliza juga ornag yang lain selama ini...
BalasHapuswelcome to Malang... welcome to Jawa Timur