Dari Malioboro hingga Batu Alien, Perjalanan Belum Usai

#Bagian 6

Kami tiba di Jogja sekitar pukul 7 lewat gitu. Masih harus jalan dengan ransel di punggung untuk menemukan Hotel Ismoyo tempat di mana kami akan menginap. Sejak berada di Malang kami udah memesan penginapan di sekitar Malioboro, tapi gak dapat karena nyaris penginapan-penginapan di sekitar Malioboro full mendekati week end. Alhasil dengan bantuan dari temannya Yuan yang berdomisili di Jogja kami mendapatkan kamar di Hotel Ismoyo. Hmm... gak begitu jauh juga dari Malioboro. Selain berjalan kaki, kami bisa naik Trans Jogja untuk mencapai malioboro karena halte Trans Jogja tak jauh dari hotel.

Aku benar-benar lelah. Rasa-rasanya gak sanggup lagi buat jalan. Yuan, dengan bantuan map di tabletnya masih sibuk mencari posisi kami dan posisi hotel. Ketika menyadari jarak tempuh yang lumayan jauh untuk mencapai hotel, kami putuskan untuk mencari taxi.

Hotel ismoyo terletak di Jalan Jlagran. Dekat banget dengan stasiun tugu. Tarif hotelnya juga pas banget dengan kantong kami yang backpackeran. Setelah membersihkan diri, kami bertiga memutuskan untuk mencari makan malam di Malioboro sekalian janjian ketemu Vanya yang akan tiba malam itu juga dari Surabaya dengan kereta api. It's friday night dan malioboro gak ada matinya, rameeeeee banget. Lelah perlahan menjauh. Serasa ada tenaga baru buat menikmati malam itu dengan berjalan kaki.

Sabtu, 29 September 2012
Pagi-pagi kami udah ready buat jalan-jalan. Tujuan kami pagi itu adalah Candi Borobudur. Karena jumlah kami yang bertambah, dari 4 menjadi 6 orang (kebetulan seorang temannya Van, Fajar ikut ke Jogja dan seorang lagi temannya Yuan, Darwin yang liburan ke Jogja sendirian trus diajak bergabung sama Yuan) kami sepakat buat menyewa mobil plus sopir buat nganterin kami jalan-jalan. Tarif sewa mobil kami bagi 6, jadinya murah, mudah dan menyenangkan.

Ada tragedi kecil saat memasuki kawasan borobudur, aku lupa kalo cemilan yang kami makan di mobil masih tersimpan di tasku. Akibatnya aku musti bolak balik cuma buat ngurusin cemilan agar di simpan di tempat penitipan barang.
Begitu tiba di lokasi candi, coba tebak kami ngapain? Hehehe betuulll, langsung jepret-jepret. Norak ya?? gak papa deh, its first time for me.

Pemandangan di sekitar kawasan candi itu indah banget.
Meski panas matahari menyengat, tapi hembusan angin yang tak kunjung
berhenti mengalirkan perasaan yang berbeda, senang plus takjub

Puas keliling, perjalanan kami lanjutkan ke Merapi. Selama perjalanan cuma Yuan yang banyak ngobrol sama pak sopir. Salut banget sama staminanya dia yang jarang capek. Aku sendiri malah molor dan baru terjaga saat mobil kami berhenti di sebuah rumah makan. Hmmm, baru ingat kalau kami belum makan siang. Rumah makan ini rekomendasinya pak sopir. Katanya sambal ijo nya maknyusss. Dan emang terbukti. Makan nasi merah plus ayam bakar sambal ijo di rumah makan tersebut berhasil ngebalikin energi yang habis gegara perjalanan panjang. (Maaf kalo nama Rumah Makan plus alamatnya gak dicantumin, aseli lupaa... Udah gitu gak ada bawa catatan dan gak nge-take gambarnya )
Nah baegitu tiba di Merapi, pak sopir nyaranin agar kami menyewa jeep. Tarifnya 250 ribu. Satu jeep muat berenam.
Saran pak sopir bener-bener gak salah. Dibawa mengelilingi daerah yang terkena larva dan hujan abu Merapi benar-benar petualangan seru. Jalannya yang berbatu membuat jeep sering terguncang dan itu menimbulkan sensasi aauuuuooowwww.... yang nyetir juga berfungsi sebagai pemandu membawa kami berkeliling termasuk berjalan di daerah yang konon katanya adalah sebuah kali (sungai). Sekarang kondisinya jadi daerah berbatu dengan abu di mana-mana.

Ketika Allah berkehendak, kita tak bisa mengelak
Ya Allah... banyak hikmah di perjalanan kali ini yang aku dapatkan.

Rumah ini menjadi museum sederhana yang memperlihatkan sisa-sisa
harta si empunya rumah akibat letusan merapi. Ada gelas, botol yang meleleh karena
terkena lahar panas dari Merapi. Selain itu juga tulang-tulang dari
hewan ternak si empunya rumah juga diperlihatkan.

Kata pemandu, batu ini disebut batu allien.
Sekilas jika diperhatikan batu ini mirip raut wajah orang yang sedang marah.
Wallahu a'lam, setiap orang melihat dan berimajinasi sendiri-sendiri.

Lumayan lama juga kami dibawa berkeliling. Kami baru meninggalkan Merapi ba'da maghrib. Selama perjalanan semua yang dibicarakan adalah Merapi. Semua kami merasa puas dan tak henti-hentinya membahas gimana mengerikannya ketika tragedi itu terjadi.

Perjalanan kami selanjutnya adalah Kotagede Jogjakarta. Di sini kami mampir di sebuah toko penjual perak. Yaa, Yuan dan Wia tertarik untuk berbelanja di sana. Sementara aku dan Van cuma cuci mata melihat aneka kreasi dari perak. Cantik...

Kami gak lama di Kotagede. Gak ada aksi foto-foto juga. Setelah berbelanja, perjalanan kami lanjutkan lagi ke alun-alun selatan Jogja. Busyeeetttt, malam minggu di alun-alun ruammeee benerrr. Kami bener-bener menikmati malam itu. Bergantian mencoba berjalan lurus melewati dua pohon beringin kembar dengan mata tertutup, tapi tak ada yang berhasil. Semakin dicoba langkah-langkah kaki rasanya semakin ngaco aja buat berbelot.

Puas dengan keanehan pohon beringin, kami beralih menyaksikan pertunjukan gratis mahasiswa kesenian dari perguruan tinggi apa yaa.. (lupa lagi). Mereka perform dengan luar biasa. Total! Keren banget. Mereka membawakan lawakan dengan kolaborasi tarian tradisional plus dangdutan. Woow.. mereka sangat berbakat!

Dari alun-alun kami ke Malioboro untuk makan malam. Tau jam berapa waktu itu?? Nyaris jam 12 malam dan kami baru mencari makan malam.. Dan semakin malam Malioboro semakin rame aja sepertinya. Setelah makan, semua memutuskan kembali ke hotel untuk istirahat.

(bersambung lagi....)





Komentar

  1. Maliobroooo...I miss You, deuhh yg keliling dr Malang trs lanjut ke JOgya. Mau kemana lagi neh habis gini?

    BalasHapus
  2. perjalanan masih panjang kah????
    bener bener liburan yang sangat menyenangkan ya

    BalasHapus
  3. ke jogja gak kasih kabar, kan bisa aku traktir nih

    BalasHapus
  4. ya batunya kayak muka orang ya. heheh. btw, bukunya dah sampe belum?

    BalasHapus
  5. @fanny: iyaa.. bukunya udah nyampe mbak, blm sempat diposting heheh

    BalasHapus
  6. seru banget travelling-nya...batunya memang mirip wajah orang ya :)

    BalasHapus
  7. kagak main ke angkringan mba ?
    padahal belum ke jogja nama'a kalau belum ke angkringan :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Tinggalin komentar kamu di sini ^^