Ada hal yang menarik saat aku menyimak pembicaraan rekan-rekan penyuluh KB kemaren. Cerita bermula saat seorang staf di kantor kecamatan mengeluhkan bahwa alat KB spiral yang digunakannya tidak berfungsi dengan baik. Karena kenyataannya setelah menggunakan spiral pun dia tetap hamil. Beberapa rekan-rekan penyuluh KB pun jadi terlibat dengan pembicaraan di pagi hari itu. Aku cuma senyum-senyum geli mendengarkan.
“Loh. Udah pake spiral masih hamil juga ya bu?” rekan yang satu merasa gak percaya.
“Wah… itu pasti karena tendangannya yang hebat” yang lain menimpali, diiringi dengan ggrrrr satu ruangan. Entah tendangan apa yang dimaksud, aku pura-pura gak tau *Hatchiimmm
“Kira-kira dimana ya salahnya?” yang lain menimpali setelah suasana kembali hening.
“Emang kemaren pasangnya di mana bu?”
“Pasti ada kesalahan saat pemasangan… Atau jangan-jangan jatuh….”
“Eh, jangankan spiral ya… Kemaren ada kasus akseptor KB yang *kontaf juga bisa hamil loh..”
“Ah, masak sih…”
Pembicaran tersebut terus mengalir. Masing-masing merasa aneh dan mencoba mencari tau kenapa spiral tersebut tidak berfungsi seperti yang diharapkan. Aku jadi ingat dengan buku Al-Hikam yang masih dalam status sedang aku baca. Syeikh Ibn ‘Athahaillah mengingatkan bahwa kita sedang menjalani takdir Tuhan.
Ketika kita sudah berusaha maksimal lalu kemudian hasil yang kita peroleh tidak sebanding dengan apa yang udah kita lakukan, kita lalu berpikir bahwa ada yang salah. Kita sibuk mencari-cari dimana letak kesalahan tersebut. Kita seolah-olah tidak bisa menerima kegagalan tersebut. Padahal kalau kita bisa seperti yang dikatakan oleh syeikh bahwa kita sedang emnjalani takdir Tuhan, maka kegagalan yang terjadi tidak akan menjadi beban yang berat buat kita. Kita cukup berusaha dengan maksimal, hasil tetaplah Dia yang memegang kendali.
Hingga akhirnya mereka lelah sendiri dengan perdebatan soal hasil pemasangan spiral yang gagal. Salah seorang dari mereka kemudian berkata,
“Spiral itu buatan manusia, walau bagaimanapun pasti ada kekurangannya.. Gak bisa kita harapkan 100% keberhasilannya..” Suasana menjadi hening.
“Iya juga.. Mungkin Tuhan berkata bahwa Ibu masih dipercaya memegang amanah lagi..”
“Benar-benar…!! Gak ada yang bisa mencegah kerja Tuhan”
Ya, gak ada yang bisa mencegah kerja Tuhan, aku membatin dalam hati.
*kontap = Kontrasepsi Mantap, seperti tubektomi (pemotongan
saluran indung telur (tuba falopii) sehingga sel telur tidak bisa memasuki
rahim untuk dibuahi)
kesimpulanya, hamil gak hamil itu terserah Tuhan, jadi pasrah saja :)
BalasHapusaku yakinnya itu kehendak Tuhan. karena manusia kan berusaha tapi Tuhan yg nentukan.
BalasHapusKeren deh, niar percaya gag cuma masalah hamil ajah, jodoh rejeki juga udah ada yang ngatur :D
BalasHapusKayak jodoh, secinta dan sekuat apapun di dapatkan dan dikejar kalau bukan jodoh yaa gimana, nanti dapet yang jauh lebih baik :D #malah curhat :D
wah..kalu ndenegrin cerita petugas penyuluh KB seruu ya Mbak. Kata teman yg di BKKBN pernah tuh di tanya gimna caranya masang kondom. Endingnya di tanyain sdh pernah masang beneran apa gak? huaaaa...lha dia kan belum nikah,
BalasHapusbenar bahwa kita ini sedang menjalani takdir, kita boleh dan bisa berupaya tapi tak berhak menentukan hasil akhirnya, karena yang ini adalah pekerjaan Tuhan.
BalasHapusbelum ada posting baru ya? have a nice day aja ^^
BalasHapusHA??? tubektomi aja masih bisa hamil ya...
BalasHapusbenar,, Tuhan memang serba ajaib
kalau ALLAH sudah berkehendak..maka kun fayakun...semua bisa terjadi ...salam Ramadhan
BalasHapusSemangat Ramadhan :)
BalasHapusSalam kenal, Zasachi ^^
Manusia hanya bisa berencana, Tuhan yang menentukan segalanya.
Tapi masalah KB, saya kurang setuju ^^ (pendapat orang awam)
Anak itu rizki, jadi harus disyukuri
Nice post, mbak ^^
postingan yang sangat bermakna sobat
BalasHapussalam kenal