Nobar KCB



Senin kemarin akhirnya jadi juga nonton KCB, barengan sama teman2 ex SD dulu. Gak begitu ramai, kita cuma berempat. Aku, Nora, Liza (Huehehehe... Ada 2 Liza) dan Nana. yang terakhir, dia temannya Nora jadi baru kenalan kemarin juga.

Setelah menonton, kecewa banget!! Kenapa? Ya.. Karena gak tuntas, KCB bersambung, dan penonton dibuat penasaran (kecuali bagi yg sudah membaca bukunya, like me). Sebenarnya mengenai KCB yang bersambung udah dapat bocoran dari Yulia, teman kantor. Tapi menurutnya gak salah kalau di tonton karena gak begitu jelek.

Lumayanlah....


Menonton Filmnya membangkitkan kembali memoriku tentang kisah Azzam versi novelnya. Sepertinya penulis skenario benar2 telah berusaha memuat semua kejadian/dialog yang ada di novel, meski tidak semua. Tentang Wail si penjahat (misalnya) yang kedapatan bersama teman satu flat dgn Azzam, menarik karena ikut juga disisipi. Hanya saja di novel, Azzam menolak kehadiran wail dengan menggunakan bahasa jawa saat berbicara dengan teman satu flatnya, nah di film itu dilakukan dengan bahasa Indonesia.

Di Film, Azzam adalah Azzam. Beda dengan novelnya, Azzam adalah nama yang hanya dikenal segelintir orang saja karena orang2 lebih mengenalnya dengan panggilan Irul atau Khairul, atau mas Insinyur. Mungkin bakal ribet kalau di film juga mengikuti tradisi nama irul buat Azzam, karena akan banyak sekali nama yang nyangkut ke pemeran utamanya tersebut (selain nama Abdullah saat Azzam mengenalkan dirinya ke Anna). Lagipula tidak semua penonton juga pembaca novel, sehingga alasan kenapa di panggil Irul atau mas insinyur dianggap tidak akan berpengaruh pada filmya.

Hal menarik lainnya yang memang secara pribadi bikin aku memberi label puas untuk film ini karena dialog yang digunakan. Azzam dan teman2nya akan menggunakan bahasa Indonesia jika berbicara dengan sesamanya, dan akan menggunakan bahasa Arab jika berbicara dengan pemeran yg bukan orang Indonesia. Sekedar perbandingan pada novel pertama kang Abik yang difilmkan juga, agak ganjil ketika ternyata orang mesir ngomong pake bahasa Indonesia :D di film Ayat2 Cinta.

Ada lebih banyak tokoh di KCB I, tapi sutradara tidak menyensor satu tokoh yang mungkin bisa berpengaruh pada hasil film. Azzam dan teman2nya lengkap, Azzam dan saudara2nya juga lengkap. Begitu juga Anna, Furqan, dan lain2. Ingat dengan Ayat2 Cinta? tidak ada Yoseph adik kandungnya Maria, juga tidak ada ayahnya Maria. Padahal di novelnya kedua tokoh tersebut punya interaksi yang tidak sedikit dengan pemeran utamanya.

Cukup puaslah dengan KCB, meski harus menahan rasa penasaran untuk KCB-2nya. Settng juga dilakukan di Mesir, meski seperti apa wajah kampus Al-Azhar belum terlihat jelas. Mungkin ada larangan ya, bikin film di seputaran Al-Azhar :D

Kita tunggu aja seperti apa KCB-2nya..

Komentar