Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2010

Kriteria Pasangan; Tuntutan Atau Fitrah?

Kami berdua menatap bangunan Kantor Pos di depan kami. Sebuah bangunan tua dan merupakan saksi sejarah bisu kota kami, Medan. Atapnya yang khas berbentuk seperti kubah bisa saja mengecohkan orang-orang yang pertama kalinya datang ke Medan, jika mereka mengabaikan tulisan besar PT. Pos Indonesia di atas pintunya. Kau seperti masuk mesin waktu ketika memandangnya, kembali ke tahun tahun di mana orang orang Belanda berjalan hilir mudik dengan safari putih dan topi bulat khas mereka, kemudian ada banyak sepeda onta hilir mudik. Mobil2 kuno dengan para nona Belanda berambut pirang… Seperti itukah ketika itu? “Za, kalo menikah, aku pengen menikah dengan orang yang pintar. Aku pengen punya suami yang pintar..” Suaranya membuyarkan lamunanku. Aku kembali pada kenyataan, melihat aktifitas kota Medan yang selalu ramai setiap waktunya. Tentu saja tidak dengan keberadaan orang2 Belanda yang hilir mudik. Aku menoleh ke arahnya. Dia, temanku. Orang yang sangat sering berbeda pendapat dengan aku, tap

Umar bin Khathab, Terbakar Risalah Muhammad

Gambar
30 April lalu di sebuah bookfair, aku melihat sebuah novel berjudul Umar bin Khathab. Novel setebal 455 hal tersebut dengan cover berwarna biru mengingatkanku pada buku cerita seri Nabi dan Rasul serta sahabatnya. Abah pernah membelikanku buku cerita Umar Bin Khathab. Memoriku memutar ulang mencoba mengingat siapa Umar. Sahabat Rasulullah yang sebelum mengenal Islam dikenal sangat temperamen. Umar adalah pemuda Quraisy yang dikenal sebagai jagoan, dan sangat membenci baginda Rasulullah. Saking bencinya pada Rasul dan ajarannya Umar bahkan berniat membunuh Rasul. Dengan pedang terhunus ditangan, ia pacu kudanya menuju kediaman Rasul. Tapi ditengah perjalanan, seseorang menghentikan niatnya. “Sebelum membunuh Muhammad, urusin dulu deh adik kamu itu Umar.” Umar kaget, “Apa maksudmu?” Orang itu menjawab, “Lha, adikmu sendiri sudah menyatakan keislamannya. Dia dan suaminya adalah pengikut Muhammad…”. Mendengar itu Umar berang, dia mendatangi adiknya, marah dan bahkan memukul adiknya